Sambil Menangis, Spesialis Pencuri Anjing di Papua: Saya Malu sama Orangtua

Selasa, 22 Juni 2021 | 08:49 WIB

SS tersangka pencurian hewan anjing (Tribun Papua.com) SS tersangka pencurian hewan anjing (Tribun Papua.com)

JAYAPURA, KOMPAS.com - SS (29) hanya bisa tertunduk dan meneteskan air mata setelah ditangkap oleh aparat Polsek Jayapura Utara, Papua.

Dia dibekuk petugas karena menjadi spesialis pencuri anjing.

Dengan tangan diborgol, SS mengaku telah menyesali perbuatannya.

“Saya menyesal, ini jadi pembelajaran. Saya malu sama orangtua saya,” ungkap SS sambil menangis, seperti dilansir Tribun Papua, Senin (21/6/2021).

Baca juga: Penjelasan Lengkap Duta Besar Timor Leste soal 20 ABK WNI Telantar di Kapal Tanker MT Ocean Star

Pria asal Ambon itu mengaku awalnya hanya ikut-ikutan teman karena saat itu dia tidak memiliki pekerjaan.

“Saya tidak bekerja sejak 2018. Bingung mau berbuat apa, makanya ikut teman curi anjing,” ungkapnya.

Setelah mendapatkan hasil yang cukup banyak, dia memutuskan menjadikan kegiatan tersebut sebagai pekerjaan.

“Waktu itu saya hanya iseng sejak Desember 2020, tetapi mulai fokus karena hasil yang didapatkan cukup besar,” ucapnya.

Mencuri 7 anjing dalam semalam

Ilustrasi anjing Border Collie. PIXABAY/SOLOSTAR Ilustrasi anjing Border Collie.

SS mengatakan dapat mencuri anjing sebanyak empat hingga tujuh ekor anjing dalam semalam.

“Kadang semalam kami bisa dapat empat sampai tujuh ekor anjing,” katanya.

Mereka beroperasi di dua daerah di Kota Jayapura, yakni Distrik Muaratami dan Jayapura Utara.

Aksi pencurian dilakukan dengan cara meracun anjing yang tidak dalam pantauan pemiliknya.

“Kalau jalan ada anjing, kami langsung racun. Ketika aman, barulah anjing itu kami bawa untuk dijual,” cetusnya.

Baca juga: Dosen Korban Pelecehan Seksual Eks Rektor Unipar Jember Trauma dan Kerap Menangis

Anjing kemudian mereka antar ke warung penyedia menu olahan anjing.

“Kalau ada pesanan, kami langsung antar. Kadang juga kami datangi warung untuk menawarkan hasil buruan kami,” bebernya.

Baca juga: Viral, Video Warga Karantina BPWS Bangkalan Berorasi, Desak Petugas Tanda Tangan dan Mengancam Pulang


 

Ilustrasi uang kertas.(AFP)KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL Ilustrasi uang kertas.(AFP)
Hasil penjualan dibagi rata

Dalam satu kali beraksi, komplotan pencuri anjing itu bisa meraup Rp 2,5 juta.

Satu anjing dihargai kisaran Rp 250.000 hingga Rp 500.000 tergantung ukurannya.

Hasil penjualan dikurangi biaya mobil sewaan yang mereka pakai untuk beraksi, yakni sekitar Rp 500.000.

“Teman pakai mobil rental. Kalau sudah jual, hasil baru kami sisipkan untuk bayar rental,” katanya.

Setelah itu, hasil penjualan mereka bagi rata. Kadang, jika hasilnya berlebih maka akan dipakai untuk membeli minuman keras.

“Dibagi empat, kalau ada lebih, kami patungan membeli muniman keras (miras),” katanya.

Baca juga: Warga Karantina Berteriak dan Orasi, Keluhkan 4 Toilet untuk 100 Orang hingga Air Mati

Empat orang ditangkap

Ilustrasi penangkapanThink Stock Ilustrasi penangkapan

Selain SS, ada tiga kawannya yang mendekam di jeruji besi setelah aksi mereka diketahui aparat Polsek Jayapura Utara, Papua.

Aksi para pelaku, yaitu MG (32), SS (29), AL (30), dan KL (38), diketahui setelah warga melaporkan kejadian pencurian kepada polisi.

Dua pelaku MG dan SS ditangkap di rumah masih-masing di kawasan Polimak, Distrik Jayapura Utara, pada 15 Juni 2021.

Sedangkan dua pelaku lainnya, AL dan KL, menyerahkan diri pada 17 Juni 2021.

“Keempat pelaku kini telah ditetapkan tersangka oleh penyidik Unit Reskrim Polsek Jayapura Utara,” ucap Kapolsek Jayapura Utara AKP Jahja Rumrah, seperti dilansir Tribun Papua, Senin (21/6/2021).

Atas perbuatan, keempat tersangka itu terancam tujuh tahun penjara berdasarkan Pasal 363 KUHP ayat 1 ke 1e dan 4e tentan Pencurian Hewan.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Susah Duit, Seorang Pemuda di Polimak Nekat Menjadi Pencuri Anjing


Penulis :
Editor : Pythag Kurniati