Walkot Bobby Terima Laporan Ombudsman soal Tabung Oksigen RS Pirngadi, Sebut Akan Jadi Koreksi Besar

Jumat, 11 Juni 2021 | 13:24 WIB

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar menyerahkan laporan akhir hasil pemeriksaan (LAHP) dugaan kasus tabung oksigen kosong di RS Pirngadi kepada Wali Kota Medan, Bobby Nasution, Jumat (11/6/2021).Dok. Ombudsman RI Perwakilan Sumut Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar menyerahkan laporan akhir hasil pemeriksaan (LAHP) dugaan kasus tabung oksigen kosong di RS Pirngadi kepada Wali Kota Medan, Bobby Nasution, Jumat (11/6/2021).

MEDAN, KOMPAS.com - Wali Kota Medan Bobby Nasution memenuhi panggilan Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara (Sumut) untuk menerima laporan akhir hasil pemeriksaan (LAHP) terkait kasus dugaan tabung oksigen kosong di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pirngadi, Jumat (11/6/2021).

Dalam laporan itu, Ombudsman memuat beberapa catatan penting sebagai rekomendasi kepada Pemkot Medan dan manajemen RS Pirngadi. 

Antara lain, ditemukannya malaadministrasi dimana pihak rumah sakit belum pernah melakukan kalibrasi terhadap regulator tabung oksigen sejak 2018.

Baca juga: Klarifikasi RS Pirngadi Soal Regulator Tabung Oksigen yang Tak Dikalibrasi Selama 3 Tahun

Regulator dan flowmeter tak dikalibrasi

Tahun ini, rumah sakit sudah mengajukan kalibrasi atau pengujian terhadap alat-alat medis di sana, tetapi item regulator atau flowmeter tabung oksigen tidak dimasukkan dalam daftar alat yang akan diuji.

"Ini menjadi penting karena kalibrasi atau uji alat Kesehatan jadi unsur penting dalam keselamatan pasien ketika ditangani di setiap rumah sakit," kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar usai menyerahkan LAHP tersebut kepada Bobby.. 

"Ini salah satu jadi temuan kita. Kemudian kita sampaikan saran ke Pemkot Medan dan direktur untuk melakukan proses perbaikan ke depan," lanjutnya.

Baca juga: Penjelasan Bobby Nasution soal Dugaan Tabung Oksigen Kosong di RS Pirngadi Medan

Tak ada catatan penggunaan tabung oksigen

Kemudian, pihak rumah sakit juga tidak mencatat secara berkala soal informasi penggunaan tabung oksigen, sehingga tidak mengetahui secara pasti berapa kali tabung itu digunakan dan berapa banyak isi oksigen dalam tabung itu.

"Laporan itu tidak dibuat secara berkala, sehingga kita tidak bisa tahu isi dalam tabung itu tinggal berapa," ungkapnya.

Baca juga: Kasus Dugaan Tabung Oksigen Kosong, Ombudsman Datangi RS Pirngadi Medan

Walkot Medan: ini koreksi besar

Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan, temuan Ombudsman tersebut menjadi koreksi besar kepada Pemkot Medan, terkhususnya manajemen RS Pirngadi.

"Ini jadi koreksi besar bagi saya, kepada manajemen," kata Bobby.

Sebab, kata Bobby, sejak awal dia menjadi Wali Kota Medan, bidang kesehatan manjadi prioritas pertama. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat menjadi sangat penting, apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini.

"Ini harus bisa, mulai dari sarana prasarana, pelayanan, SDM, bahkan fasilitas dan alat kesehatan. Anggaran yang dimiliki jangan dibuang secara tak berguna. Kekurangan dilihat, kalau di SDM, anggaran difokuskan ke sana, kalau alat kesehatan, fokus ke sana," tegasnya.

Namun, kejadian di RS Pirngadi beberapa waktu lalu itu tentu menjadi pukulan telak bagi rumah sakit milik Pemkot Medan itu.


 

Perbaikan peralatan dan SDM

 

Bobby pun menegaskan akan segera mengambil langkah-langkah untuk melakukan perbaikan di sana.

"Sudah jelas dari lima program prioritas, yang pertama kali itu bagaimana pelayanan kesehatan. Ini poin pertama dan buat kita banyak koreksi, ini saya terima agar program prioritas Pemko Medan bisa berjalan dengan baik," ucapnya.

Dia menegaskan, perbaikan di rumah sakit itu bukan soal sarana prasarana atau alat-alat medis, tetapi bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mulai dari dokter, perawat hingga paramedis agar lebih mumpuni dalam melayani masyarakat.

"Ini menjadi satu kesatuan. Jangan hanya sarana yang baik, tapi masuk kesana, teman-teman RS Pirngadi cemberut, ini tak ada guna," pungkasnya.

Sebelumnya, sebuah video yang menunjukkan keributan di RS Pirngadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, tampak seorang pria memarahi petugas medis yang diduga lalai merawat ibunya yang sedang kritis.

Dalam video berdurasi 56 detik tersebut terlihat keluarga pasien menuduh perawat melakukan kelalaian karena memasang tabung oksigen yang diduga kosong. Pasien tersebut akhirnya meninggal dunia. Kejadian tersebut diketahui terjadi pada 26 Mei lalu.

Atas kasus itu, Ombudsman langsung melakukan serangkaian pemeriksaan dengan memanggil sejumlah pihak. Dalam laporan hasil pemeriksaan itu, Ombudsman mendesak RS Pirngadi segera melakukan kalibrasi alat-alat medis, mencatat laporan penggunaan alat medis secara berkala, hingga mengalokasikan anggaran untuk itu.

"Makanya tadi, rekomendasi kami segera lakukan kalibrasi. Segera alokasikan anggaran. Jangan nanti, alasannya enggak ada anggaran," tutup Abyadi.


Penulis : Kontributor Medan, Daniel Pekuwali
Editor : Aprillia Ika