Ganjar Sebut Desa Damai Berbudaya Jadi Contoh Membumikan Pancasila

Rabu, 2 Juni 2021 | 08:41 WIB

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo saat berdialog dengan warga di Kantor Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, Selasa (1/6/2021).DOK. Humas Pemprov Jateng Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo saat berdialog dengan warga di Kantor Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, Selasa (1/6/2021).

 

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan, pencanangan Desa Damai Berbudaya di Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten merupakan contoh membumikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

"Ini contoh bagaimana membumikan Pancasila bukan dengan kata-kata lagi, namun dengan tindakan," ujarnya, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Rabu (02/06/2021).

Pernyataan tersebut Ganjar sampaikan saat berdialog dengan warga di Kantor Desa Nglinggi, Selasa (1/6/2021).

Dalam dialog itu, Gubernur berambut putih ini menyebut desa tersebut bisa didorong menjadi desa inklusi.

 Baca juga: Pemkot Tangerang Resmikan 79 Sekolah Inklusi di Hari Kebangkitan Nasional

Tak hanya Desa Nglinggi, Ganjar mengaku, terdapat desa lain di Jateng yang dipimpin oleh kepala desa (kades) dari golongan minoritas.

Hebatnya lagi, kata dia, masyarakat terus mendukung karena mereka melihat kinerja. Hal ini sama seperti yang terjadi di Desa Nglinggi.

"Desa ini tidak hanya menggarap sektor (pembangunan) fisik saja, tetapi juga sisi spiritualitas. Nilai-nilai ini sangat penting," imbuh Ganjar.

Pada kesempatan yang sama, Kades Nglinggi Sugeng Mulyadi mengatakan, penduduk desanya terdiri atas masyarakat yang beragam, baik agama maupun status ekonomi.

 Baca juga: Tahun Ini Taiwan Fokus Promosi Wisata Gunung dan Desa Budaya

Menurutnya, keberagaman itu menjadi potensi besar untuk dikembangkan. Terbukti, pada November 2017 dijadikan sebagai Desa Damai Berbudaya.

"Selain banyak potensi juga rawan konflik kalau tidak diwadahi kata damai. Desa tidak akan maju kalau tidak damai. Begitu pula, desa maju juga akan hancur kalau tidak damai," kata Sugeng.

Ia menjelaskan, Desa Nglinggi mulai mewujudkan diri sebagai Desa Damai Berbudaya dengan menerapkan sembilan nilai utama Gus Dur.

Penerapan ini didapatkan melalui pendampingan dari Wahid Foundation, di antaranya ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kesatria, dan kearifan lokal.

 Baca juga: Wahid Foundation Tawarkan Beasiswa bagi Mahasiswa UIN Jakarta Peneliti Gus Dur

"Kami juga punya program mengucapkan selamat ulang tahun kepada setiap warga. Lalu selama pandemi Covid-19 kami juga saling membantu. Bahkan, saat ada pencanangan dua hari di rumah saja dari Pak Ganjar kami siapkan bantuan sembilan bahan pokok (sembako) selama dua hari," ujar Sugeng saat berdialog.


Penulis : Dwi Nur Hayati
Editor : Mikhael Gewati