Membandingkan Elektabilitas Ganjar Pranowo dan Puan Maharani dari Berbagai Lembaga Survei

Senin, 24 Mei 2021 | 13:59 WIB

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo saat proses perekaman video singkat untuk kanal Youtube pribadinya yaitu Ruang Ganjar. Video singkat tersebut diunggah pada Rabu (19/5/2021).Dok. Humas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo saat proses perekaman video singkat untuk kanal Youtube pribadinya yaitu Ruang Ganjar. Video singkat tersebut diunggah pada Rabu (19/5/2021).


JAKARTA, KOMPAS.com – Suhu politik di internal PDI-P mendadak memanas seiring munculnya gesekan yang terjadi antara putri Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Indikasi memanasnya hubungan Puan dan Ganjar terungkap dari tidak diundangnya Ganjar dalam acara koordinasi partai untuk seluruh kader PDI-P beserta kepala daerah dari partai berlambang banteng itu di Jawa Tengah. Acara tersebut diprakarsai dan dipimpin oleh Puan.

Kendati demikian nama Ganjar tak muncul dalam daftar tamu undangan dan sengaja tak diundang.

Baca juga: Ketua DPC PDI-P Solo Minta Persoalan Ganjar Diselesaiakan Dalam Ruangan

Kedua kader PDI-P yang bersinar itu kini bersitegang karena Ganjar dinilai berambisi maju di Pilpres 2024.

Adapun Puan yang merupakan putri Megawati memiliki kans besar untuk memperoleh tiket pencapresan. Karenanya, moncernya elektabilitas Ganjar di publik merupakan hambatan bagi Puan bila ingin melenggang mulus sebagai calon presiden atau wakil presiden yang diusung PDI-P.

Direkur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin menilai bahwa tidak diundangnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam acara penguatan soliditas kader di Kantor DPD PDI Perjuangan, Jawa Tengah, Sabtu (22/5/2021), bukan tanpa alasan.

Ujang yakin manuver itu ditempuh lantaran muncul persaingan antara Ganjar dengan Ketua DPP PDI-P yang juga putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, dalam hal pencalonan Pilpres.

"Ini soal persaingan Ganjar dengan Puan," kata Ujang kepada Kompas.com, Senin (24/5/2021).

Ganjar dan Puan pun diketahui kerap masuk dalam survei calon presiden potensial di Pilpres 2024 yang dirilis oleh sejumlah lembaga survei.

Berikut perbandingan elektabilitas Ganjar dan Puan dari sejumlah lembaga survei:

Survei LSI

Menurut hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis pada 22 Februari, elektabilitas Ganjar sebesar 10,6 persen. Sementara Puan Maharani hanya 0,8 persen.

Baca juga: Langkah PDI-P Tak Undang Ganjar Dinilai untuk Mempermalukan

Survei ini dilakukan terhadap 1.200 orarng responden dengan metode wawancara lapangan pada 25 hingga 31 Januari 2021. Sementara margin of error atas seurvei ini sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei Indikator Politik Indonesia

Dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia pada 21 Maret, nama Ganjar bertengger di posisi tiga besar.

Dalam survei tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menempati urutan pertama dengan elektabilitas sebesar 15,2 persen dan disusul oleh Ganjar di posisi kedua dengan elektabilitas 13,7 persen.

Adapun posisi ketiga ditempati Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan elektabilitas sebesar 10,2 persen.

Sementara itu dalam survei yang mengukur elektabilitas sebanyak 17 tokoh tersebut, Puan berada di posisi ke sembilan dengan elektabilitas sebesar 1,1 persen.

Baca juga: Ganjar soal Tak Datang ke Acara PDI-P yang Dihadiri Puan: Aku Ki Wong Jowo

Dalam survei tersebut, sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.

Survei dilakukan melalui telepon dan memiliki toleransi kesalahan atau margin of error lebih kurang sebesar 2,9 persen.

Survei Indonesia Political Opinion

Dalam survei yang dirilis Indonesia Political Opinion (IPO) pada 28 Oktober 2020, Ganjar berada di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 17,9 persen. Adapun Puan bertengger di posisi ke sembilan dengan elektabilitas sebesar 1,9 persen.

Survei tersebut dilakukan pada 12-23 Oktober 2020 dengan metode purposive sampling terhadap 170 orang opinion leader dan multistage random sampling terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia.

Tingkat kepercayaan survei 95 persen dengan margin of error 2,9 persen.


Penulis : Rakhmat Nur Hakim
Editor : Rakhmat Nur Hakim