Sejarah Benteng Kuto Besak Palembang

Minggu, 14 Maret 2021 | 14:18 WIB

Kawasan Benteng Kuto Besak di Palembang, Sumatera Selatan.KOMPAS/EDDY HASBY Kawasan Benteng Kuto Besak di Palembang, Sumatera Selatan.

KOMPAS.com - Benteng Kuto Besak (BKB) merupakan tempat bersejarah yang ada di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

BKB ini berlokasi di daerah 19 Ilir, Bukit Kecil, Kota Palembang dan terletak di pinggir Sungai Musi.

BKB mempunyai panjang 288,75 meter dan tinggi 9,99 meter (30 kaki) serta tebal 1,99 meter (60 kaki).

Baca juga: Mengenal Asal Usul Nama Pempek, Makanan Khas Palembang, Ini Ceritanya

Dikutip dari situs ibs.sumselprov.go.id, gagasan mendirikan BKB diprakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758.

Sementara pelaksanaan pembangunannya diselesaikan penerusnya yakni Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-1803.

BKB baru dibangun pada tahun 1780 dengan arsitek yang tidak diketahui dengan pasti dan pelaksanaan pengawasan pekerjaan dipercayakan pada seorang Tionghoa.

Baca juga: Asal Usul Nama Jakabaring Palembang, Berawal dari 4 Suku


Semen perekat bata menggunakan batu kapur yang ada di daerah pedalaman Sungai Ogan ditambah dengan putih telur.

Proses untuk membangun BKB ini sendiri memakan waktu kurang lebih 17 tahun.

Keraton ini ditempati secara resmi pada Senin, 21 Februari 1797.

Baca juga: Menikmati Nasi Minyak, Makanan Khas Palembang yang Dulu Disantap Keluarga Sultan

Bangunan itu awalnya difungsikan sebagai keraton Kesultanan Palembang Darussalam. Namun, pada tahun 1821, satu-satunya benteng di Indonesia yang dibangun oleh kaum pribumi itu dikuasai tentara kolonial Hindia Belanda.

Belanda menyebut Kuto Besak sebagai Nieuwe keraton alias keraton baru.

Kini, BKB ditempati oleh Komando Daerah Militer (Kodam) II/Sriwijaya.

Baca juga: Mengenal 9 Jenis Pempek Palembang, Bukan Cuma Kapal Selam


Penulis :
Editor : Candra Setia Budi