Ekonom: Peningkatan Jumlah Penduduk Miskin Akan Dekati Proyeksi Skenario Sangat Berat

Jumat, 17 Juli 2020 | 13:46 WIB

Ilustrasi: Warga beraktivitas di permukiman kumuh kampung nelayan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (20/1/2018).  KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Ilustrasi: Warga beraktivitas di permukiman kumuh kampung nelayan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (20/1/2018).

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2020 mengalami peningkatan hingga 1,63 juta orang dibandingkan periode September 2019.

Secara persentase, penduduk miskin pada Maret 2020 tercatat sebesar 9,78 persen meningkat 0,56 poin persentase terhadap September 2019 dan meningkat 0,37 poin persentase terhadap Maret 2019.

Peningkatan tersebut sudah melampaui batas bawah proyeksi pemerintah, atau skenario berat yang diperkirakan jumlah penduduk miskin akan bertambah 1,1 juta orang.

Baca juga: Lima Provinsi di Indonesia dengan Penduduk Miskin Terbanyak, Mana Saja?

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, peningaktan penduduk miskin akan mendekati proyeksi skenario sangat berat dari pemerintah, yaitu 3,78 juta penduduk miskin baru.

"Peningkatan jumlah penduduk miskin diperkirakan akan mendekati proyeksi skenario sangat berat, karena diyakini wabah (pandemi virus corona) masih akan berlangsung hingga akhir tahun," ujar Piter ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (17/7/2020).

Piter pun menilai, paket bantuan sosial yang diberikan pemerintah hanya untuk membantu masyarakat terdampak agar masih bisa hidup dalam standar layak.

Beragam program bansos yang telah digelontorkan pemerintah, dinilai tidak bisa mengembalikan tingkat konsumsi masyarakat ke kondisi normal.

"Oleh karena itu bansos tidak dapat mendongkrak kinerja perekonomian ke level sebelum wabah. Selama wabah masih terjadi pertumbuhan ekonomi positif hampir bisa dipastikan tidak bisa dicapai," ujar dia.

Baca juga: Bank Dunia Proyeksi Ekonomi RI Tak Tumbuh, Penduduk Miskin Naik 8 Juta


Untuk diketahui, beberapa program bansos yang dikucurkan pemerintah selama pandemi adalah bansos tunai atau sembako untuk masyarakat Jabodetabek, bansos tunai kepada masyarakat non Jabodetabek, Program keluarga Harapan (PKH) yang pesertanya ditingkatkan dari 9,2 juta orang menjadi 10 juta keluarga, Kartu Prakerja, Kartu Sembako, hingga subsidi listrik.

Sebelumnya, Bank Dunia pun memproyeksi, akibat pandemi, jika pemerintah tidak segera melakjkan langkah-langkah untuk membantu rumah tangga terdampak, maka jumlah penduduk miskin di Indonesia bisa melonjak 5,5 juta hingga 8 juta orang di 2020.

Lead Economist Bank Dunia di Indonesia Frederico Gil Sander menjelaskan, peningkatan penduduk miskin tersebut terjadi bila skenario terburuk pertumbuhan ekonomi yang negatif 2 persen terealisasi.

"Terutama jika tudak ada bansos. Jadi tanpa ada dukungan pemerintah, akan ada jutaan orang jatuh ke jurang kemiskinan," ujar dia.

Baca juga: BPS: Dampak Covid-19, Penduduk Miskin Naik Jadi 26,42 Juta Orang


Penulis : Mutia Fauzia
Editor : Erlangga Djumena