Harga Ayam Anjlok, Pemerintah Siap Beli Ayam Peternak Rakyat di Jatim

Sabtu, 18 April 2020 | 16:30 WIB

Nampak warga berebut mengambil ayam gratis yang dibagikan peternak ayam di Kabupaten Madiun. Peternak ayam membagikan ribuan ayam hidup menyusul anjloknya harga ayam hidup ditengah pandemi covid-19 di Pasar Dungus, Kamis (16/4/2020).KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI Nampak warga berebut mengambil ayam gratis yang dibagikan peternak ayam di Kabupaten Madiun. Peternak ayam membagikan ribuan ayam hidup menyusul anjloknya harga ayam hidup ditengah pandemi covid-19 di Pasar Dungus, Kamis (16/4/2020).

KOMPAS.com - Merebaknya Covid-19 di Jawa Timur menjadi sebab anjloknya harga ayam sehingga berdampak terhadap pendapatan peternak ayam lokal.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Wemmy Niamawati mengatakan, pemerintah siap membeli ayam peternak rakyat.

"Pemerintah akan memfasilitasi pembelian ayam dari peternak terdampak Covid-19. Langkah ini diharapkan dapat meringankan beban peternak dari dampak Covid-19," kata Wemmy dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (18/4/2020).

Hal itu disampaikannya sebagai tindak lanjut informasi adanya peternak di Madiun yang membagikan ayam hidup ke masyarakat akibat anjloknya harga ayam ras broiler.

Baca juga: Tugas Kementan Itu Memastikan Pangan Tersedia...

Berdasarkan pantauan petugas Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, harga ayam merosot hingga Rp 6.000 per kilogram.

Wemmy menegaskan, saat ini Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan pihak terkait untuk mengatasi permasalahan harga ayam hidup di peternak.

Mengatasi hal itu, Kementan maupun Provinsi Jawa Timur melakukan berbagai terobosan.

Salah satunya dengan berkolaborasi bersama e-commerce pertanian, seperti Tanihub, dan juga perusahaan transportasi online guna meningkatkan penjualan.

Baca juga: Di Tengah Virus Corona, Kementan Pangkas Anggaran Rp 3,6 Triliun

"Penyebab rendahnya harga ayam pedaging di tingkat peternak, akibat kelebihan pasokan karena menurunnya permintaan pasar terkait wabah Covid-19 ini," jelas Wemmy.

Pasokan yang berlebih juga diperberat dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehingga terjadi gangguan dalam distribusi ke Jabodetabek.

Hal yang sama juga terjadi pada provinsi sentra ayam lainnya seperti Jawa Barat, Banten dan Jawa Tengah.

Wemmy mengatakan, berdasarkan informasi petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) di Madiun, harga ayam hidup menyentuh angka Rp 10.000 per kilogram di kandang peternak.

Baca juga: Tahun 2020, Kementan Targetkan Pembangunan Jalan Usaha Tani Naik Tiga Kali Lipat

Sementara itu, di konsumen sekitar Rp 23.000 per kilogram. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang masih menerima margin keuntungan yang cukup besar.

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 7 Tahun 2020 tentang harga acuan pembelian di tingkat petani dan harga acuan penjualan di tingkat konsumen, seharusnya harga batas pembelian daging ayam ras di tingkat peternak adalah Rp 19.000 per kilogram, sedangkan di tingkat konsumen sebesar Rp 21.000 per kilogram.

"Saya menghimbau di masa pandemi Covid-19 ini, pedagang juga punya empati pada peternak. Belilah dengan harga yang layak. Jangan mengambil margin yang berlebihan," ujarnya.

Ia pun menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam. Segala upaya untuk menyelamatkan peternak kecil sedang dilakukan.

Baca juga: Kementan: Petani Juga Pejuang untuk Melawan Covid-19

Berdasarkan telusuran di lapangan, pengusaha ayam potong Anugerah Farm telah membagi-bagi ayam di pasar Dungus, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.

"Info yang kami dapatkan, hal itu dilakukan sebagai ungkapan kekecewaan atas menurunnya harga ayam hidup broiler dan untuk mendapatkan perhatian pemerintah," kata Wemmy.

Sebagai informasi, populasi ayam ras pedaging di Jawa Timur per bulan April 2020 adalah 62.518.017 ekor, dan Kabupaten Madiun sebanyak 525.641 ekor atau 0.84 persen dari total populasi.

Baca juga: Bekerja Sama dengan Jasindo, Kementan Segera Bayar Klaim Asuransi Petani


Penulis : Yakob Arfin Tyas Sasongko
Editor : Alia Deviani