Dampak Wabah Covid-19, Penumpang Transjakarta hingga KRL Menurun Drastis

Selasa, 24 Maret 2020 | 14:33 WIB

Halte Transjakarta Karet Sudirman Koridor 1

Direktorat Pelayanan dan Pengembangan PT Transjakarta (Maret, 2020) Halte Transjakarta Karet Sudirman Koridor 1

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah penumpang Transjakarta, MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan KRL Commuter Line menurun drastis dalam sepekan terakhir.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, penurunan jumlah penumpang menunjukkan adanya kesadaran masyarakat untuk menerapkan social distancing demi mencegah penyebaran virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2).

"Artinya sesuai imbauan Presiden dan seruan Gubernur agar masyarakat mulai bekerja dari rumah dan beribadah di rumah dipatuhi dengan baik," ujar Syafrin saat dihubungi, Selasa (24/3/2020).

Berdasarkan data jumlah penumpang sepekan terakhir yang dikirimkan Syafrin, jumlah penumpang Transjakarta terus menurun sejak 18 Maret sampai 23 Maret 2020.

Baca juga: Pastikan Saldo Cukup, Transjakarta Tiadakan Isi Ulang Kartu Mulai Besok

Pada 18 Maret, jumlah penumpang Transjakarta 531.957 orang, sementara pada 23 Maret, jumlah penumpang hanya 156.041 orang.

Rata-rata jumlah penumpang Transjakarta dalam sepekan terakhir adalah 375.000 penumpang per hari. Padahal, sebelum adanya wabah covid-19, rata-rata penumpang Transjakarta mencapai 1 juta orang per hari.

Sementara untuk MRT Jakarta, rata-rata jumlah penumpang pada 16-23 Maret hanya 19.818 penumpang per hari. Biasanya, penumpang bisa mencapai 90.000-100.000 penumpang per hari.

Kemudian, rata-rata jumlah penumpang LRT Jakarta pada rentang waktu yang sama adalah 998 penumpang per hari. Pada 22 Maret lalu, penumpang LRT Jakarta tercatat hanya 422 orang.

Baca juga: Mulai Hari Ini, Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL Hanya Beroperasi Pukul 06.00 hingga 20.00 WIB

Terakhir, penumpang KRL Commuter Line menurun hingga 50 persen. Pada hari-hari biasa, penumpang KRL bisa mencapai 1,1 juta orang. Sementara dalam sepekan terakhir ini, rata-rata penumpang KRL hanya 466.000 orang per hari.

"Kami berharap tidak ada lagi masyarakat yang menggunakan angkutan umum. Sebagaimana kita ketahui bahwa angkutan umum menjadi tempat yang potensial untuk penyebaran wabah corona virus ini," kata Syafrin.


Penulis : Nursita Sari
Editor : Irfan Maullana