Antisipasi Corona, Semua Karyawan Twitter Wajib Kerja dari Rumah

Jumat, 13 Maret 2020 | 16:17 WIB

Ilustrasi TwitterIst Ilustrasi Twitter

KOMPAS.com - Wabah corona yang semakin meluas membuat Twitter harus mengambil kebijakan khusus. Perusahaan yang bermarkas di San Francisco, California, Amerika Serikat itu memerintahkan seluruh karyawannya untuk bekerja dari rumah. 

Tak hanya karyawan Twitter yang berlokasi di Amerika Serikat, melainkan semua karyawan di dunia, baik pegawai kontrak, freelance, atau tetap. Kebijakan tersebut diumumkan Twitter lewat blog resminya. 

"Prioritas utama kami adalah kesehatan dan keselamatan karyawan kami. Kami sekarang menginformasikan bahwa semua karyawan Twitter di seluruh dunia harus bekerja dari rumah," ujar pihak Twitter.

Selain itu, Twitter juga akan menanggung seluruh biaya tambahan yang dibebankan pada karyawannya selama mereka bekerja dari rumah.

Contohnya adalah biaya untuk membangun ruangan kerja dan perangkat komputer, hingga biaya tambahan untuk penitipan anak (daycare). 

Baca juga: CEO Twitter Terancam Dilengserkan oleh Investor

Twitter juga membuka #FlockTalk bagi para karyawannya yang ingin mencurahkan isi hatinya terkait masalah atau ketakutan yang melanda mereka terkait wabah virus corona.

Kebijakan terbaru Twitter ini menambah daftar perusahaan teknolgi yang mewajibkan karyawannya bekerja dari rumah sebagai upaya antisipasi persebaran wabah virus corona.

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TheVerge, Jumat (13/3/2020), beberapa perusahaan raksasa lain seperti Facebook, Amazon, Lyft, Apple, hingga Google telah lebih dulu mempersilakan karyawannya untuk bekerja dari rumah.

Baca juga: Fitur Baru Twitter Permudah Pengguna Bikin Thread

Namun, berbeda dengan Twitter, beberapa dari perusahaan tersebut, seperti Amazon dan Google, hanya menerapkan kebijakan bekerja dari rumah di beberapa kawasan saja, alias tidak merata secara global.

Sebelumnya, Twitter juga hanya "menyarankan" ribuan karyawannya bekerja dari rumah. Sejumlah karyawan yang bekerja di kantor pusat Twitter di San Francisco, bahkan masih harus mengantor karena beberapa pekerjaan disebut kurang ideal untuk dilakukan dari jarak jauh.


Penulis : Bill Clinten
Editor : Yudha Pratomo