Pahami Risiko Naik Mobil Tanpa Atap

Selasa, 10 Maret 2020 | 17:32 WIB

Salah satu objek wisata Volcano Tour Merapi, Jip Wisata menarik minat wisatawan. Selain berkeliling di sekitar lereng gunung Merapi, wisatawan juga ditantang adrenalinnya untuk ber-offroad di medan terjal. Dalam gambar, wisatawan nampak tegang saat melibas kubangan air di sekitar Sabo Dam Kali Kuning Cangkringan Sleman, Senin (1/2/2016).KOMPAS.COM/ALBERTUS ADIT Salah satu objek wisata Volcano Tour Merapi, Jip Wisata menarik minat wisatawan. Selain berkeliling di sekitar lereng gunung Merapi, wisatawan juga ditantang adrenalinnya untuk ber-offroad di medan terjal. Dalam gambar, wisatawan nampak tegang saat melibas kubangan air di sekitar Sabo Dam Kali Kuning Cangkringan Sleman, Senin (1/2/2016).

JAKARTA, KOMPAS.com- Kecelakaan yang menimpa salah satu wisatawan, saat naik mobil tanpa atap di kawasan Lava Tour Merapi, mengingatkan akan bahaya yang dialami.

Akibat kejadian tersebut, seorang wisatawan yang saat itu berdiri di bagian belakang terjatuh dan terhempas ke aspal.

Beruntung, kejadian tersebut tidak berakibat fatal karena korban hanya mengalami luka ringan setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Naik mobil tanpa atap memang berbeda dengan mobil pada umumnya.

Bahaya tentunya bisa mengintai kapan saja jika penumpang maupun pengemudi yang ugal-ugalan seperti yang dilakukan saat Lava Tour Merapi tersebut.

Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi penumpang yang ingin merasakan sensasi naik mobil tanpa atap.

Baca juga: Catat, Ini Biaya Resmi Tes Psikologi untuk Pemohon SIM

Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, bahwa saat naik mobil tanpa atap memiliki risiko yang sangat tinggi.

Sebanyak 154 tim penggila olahraga otomotif offroad dari berbagai daerah mengikuti Jelajah Alam Luwu (JAL) yang digelar komunitas pecinta mobil Jip dan Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan pada 25 hingga 26 Januari 2020, Sabtu (25/01/2020)MUH. AMRAN AMIR Sebanyak 154 tim penggila olahraga otomotif offroad dari berbagai daerah mengikuti Jelajah Alam Luwu (JAL) yang digelar komunitas pecinta mobil Jip dan Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan pada 25 hingga 26 Januari 2020, Sabtu (25/01/2020)

“Risikonya sangat tinggi, karena tanpa atap atau rumah-rumah di atasnya,” kata Marcell kepada Kompas.com, Selasa (10/3/2020).

Marcell menambahkan, saat naik pada mobil offroad tersebut penumpang sebaiknya tidak berdiri dan tetap terikat dengan sabuk pengaman atau safety belt.

“Dengan menggunakan sabuk pengaman otomatis juga akan meminimalisir risiko terjatuh atau terlempar dari kendaraan,” katanya.

Maka dari itu, keberadaan safety belt menurutnya sangat penting terlebih saat berkendara di medan offroad. Meskipun saat berkendara pelan di uneven terrain tetap saja akan terjadi close length dan open length.

“Kondisi ini menyebabkan mobil miring, dan di mobil tanpa rumah pengemudi tidak boleh mengambil track uneven terrain yang parah karena mobil bisa terbalik,” ucapnya.

Baca juga: Warga Jateng Bisa Bayar Pajak Kendaraan Secara Online, Begini Caranya

Marcell juga mengatakan jika ingin naik mobil tanpa atap dengan berdiri juga harus memperhatikan beberapa hal.

Seperti kecepatan kendaraan, akselerasi dan juga kemampuan sopir dalam mengemudikan kendaraan.

Peserta melibas lintasan off road bersama Jurnalis 4X4 di Depes Offroad Track, Desa Pelangi, Sentul, Bogor, 24-25 November 2018. Kegiatan ini merupakan peringatan satu dasawarsa berdirinya Komunitas Jurnalis 4X4.DOK. JURNALIS 4X4/TATAN SYUFLANA Peserta melibas lintasan off road bersama Jurnalis 4X4 di Depes Offroad Track, Desa Pelangi, Sentul, Bogor, 24-25 November 2018. Kegiatan ini merupakan peringatan satu dasawarsa berdirinya Komunitas Jurnalis 4X4.

“Bisa saja berdiri di kendaraan seperti pemimpin negara misalnya, namun dipastikan kecepatannya rendah atau tidak lebih dari 5 kilometer per jam. Selain itu juga tidak ada akselerasi dan deselerasi yang mendadak,” ucapnya.

Dikatakan Marcell, kecelakaan yang terjadi saat Lava Tour Merapi lebih disebabkan karena kekonyolan pengemudinya. Pengemudi tidak boleh sembarangan saat mengemudikan mobil atap terbuka.

Baca juga: Tes Psikologi Hanya untuk Pemohon SIM A dan C

“Jangan konyol dan menjadikan kendaraan sebagai "tunggangan sirkus" saat di jalan umum dan membawa penumpang. Namanya adventure offroad tujuannya kan untuk melihat pemandangan ya nggak perlu cepat-cepat seperti speed offroad,” kata Marcell.


Penulis : Ari Purnomo
Editor : Aditya Maulana