Langkah Produsen Tekan Populasi Truk ODOL di Jalan

Rabu, 26 Februari 2020 | 18:02 WIB

UD Trucks memberi kesempatan konsumen SUrabaya menjajal Quester.UD Trucks UD Trucks memberi kesempatan konsumen SUrabaya menjajal Quester.

TANGERANG, KOMPAS.com - Produsen otomotif tak bisa berbuat banyak menekan peredaran truk kelebihan muatan atau Over Dimension dan Over Loading ( ODOL) di jalan raya, sebab hal itu tergantung pengusaha.

Aloysius Chrisnoadhi, Direktur Marketing dan After Sales PT UD Astra Motor Indonesia, pemegang merek UD Trucks, mengatakan, pihaknya terus menggalakkan edukasi tapi semua balik kepada operator truk.

"Salah satu edukasi di dalam Extra Mile Challenge 2020 (EMC) itu sebenarnya kita juga memasukkan edukasi ODOL, tapi semua itu balik lagi ke pengusahanya, tapi bahwa kita mengimbau plus minusnya ada di mana kita kasih tahu semua," katanya di Tangerang, Rabu (26/2/2020).

Baca juga: Program Truk ODOL Ditunda Sampai 2023, Ini Kata UD Trucks

Chris mengatakan, alasan pengusaha membebani truk dengan muatan berlebih, yaitu untuk meningkatkan efisiensi. Tapi hal tersebut membawa dampak lain, seperti konsumsi BBM lebih boros dan komponen cepat aus.

"Tidak berarti muatan banyak itu menguntungkan, ada titik-titik tertentu merugikan, misalkan bahan bakar lebih boros, dengan lebih boros emisi juga bermasalah, jadi seperti itu kesadaran, kesadaran harus dilakukan," katanya.

Puluhan truk terendam banjir di depo Tanjung PriokAprtindo Puluhan truk terendam banjir di depo Tanjung Priok

Ernando Demily, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), juga pernah mengatakan, ODOL terjadi karena alibi operator atau perusahaan ingin meningkatkan produktivitas.

Namun cara yang cukup populer dilakukan tersebut, yakni dengan menambah dimensi dan kapasitas truk cukup berbahaya dan merugikan. Padahal selain ODOL ada cara lain untuk meningkatkan produktivitas.

Baca juga: UD Trucks Cari Sopir Truk Terbaik

"Salah satunya yaitu konektivitas lebih banyak dengan jalan tol. Jika konektivitasnya makin banyak maka ritasi (jumlah ketujuan) makin banyak, dan beban logistik bisa ditekan," katanya belum lama.

Memang jumlah ritasi akan berpengaruh pada jumlah pembelian bahan bakar yang yang bermuara pada ongkos. Karena itu, katanya, untuk menekan hal tersebut, maka harus meningkatkan fuel consumption.

"Jadi hari ini sistem penggajian yang dilakukan teman-teman pengemudi itu sebetulnya tidak terlalu mempertimbangkan itu. Bagaimana mencari produktivitas secara maksimal di luar ODOL itu," katanya.


Penulis : Gilang Satria
Editor : Aditya Maulana