Sudah Resmi Diterapkan, Ini Spesifikasi Biosolar B30

Kamis, 13 Februari 2020 | 06:32 WIB

B30esdm.go.id B30

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakselerasi penerapan Biosolar 30 atau B30. Sebelumnya dicangkan akan dimulai pada 2020, namun jelang penghujung 2019 lalu, sudah langsung tancap gas.

Salah satu alasan mempercepat implementasi B30, tak lain karena ini sebagai energi baru terbarukan yang mampu diproduksi dan menyelesaikan masalah defisit neraca perdagangan serta transaksi berjalan (CAD).

"Mengapa harus dipercepat ? Pertama, ini ikhtiar kita mencari sumber-sumber EBT (energi baru terbarukan), dan kita harus melepaskan diri dari ketergantungan pada energi fosil yang kita sadar suatu saat pasti akan habis," kata Jokowi dalam keterangan resminya, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Cara Antisipasi Masalah Saat Mobil Diesel Mengonsumsi Biosolar B30

Presiden Joko Widodo meresmikan implementasi program Biodiesel 30 persen (B30). Peresmian dilakukan di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019). KOMPAS.com/Ihsanuddin Presiden Joko Widodo meresmikan implementasi program Biodiesel 30 persen (B30). Peresmian dilakukan di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019).

Bukan hanya itu saja, program percetapan B30 yang merupakan lanjutan dari B20 dapat mengurangi Indonesia dari kegiatan impor minyak dengan meningkatkan produksi minyak kelapa sawit (CPO) sebagai bahan campuran BBM. Potensi penghematannya diklaim hingga Rp 63 triliun.

Lantas, apa itu sebenarnya B30? Bagi masyarakat yang belum mengerti, mungkin akan binggung membedakannya dengan solar biasa, tapi yang pasti, B30 bukanlah solar murni.

Biosolar 30 merupakan pencampuran antara bahan bakar diesel atau solar dengan FAME (Fatty Acid Methyl Ester). Komposisinya diklaim antara 70 persen dan 30 persen.

Baca juga: Pertamina Sebut Biosolar B30 Sudah Tersedia Hampir di Seluruh SPBU

Asal FAME sendiri didapatkan dari pengolahan kelapa sawit, yaitu berupa bahan bakar nabati. Sebagaimana dilansir laman resmi Kementerian ESDM, solar memiliki cetane number (CN) 48, sedangkan minyak sawit CN 41.

Dengan komposisi di atas yang membentuk B30, maka nilai CN-nya hanya sedikit lebih baik daripada solar. Untuk diketahui, semakin tinggi angka CN, maka bahan bakar akan lebih mudah terbakar.

Pemerintah mulai uji coba B30 Pemerintah mulai uji coba B30

Tapi meski demikian, angka CN yang lebih tinggi di B30 bukan berarti dapat mendongkrak sisi performa dari masin diesel. Hal ini lantaran nilai kalor yang dimiliki B30 sedikit lebih rendah dibandingkan solar dan sifat alami biosolar yang bisa membuat gel.


Penulis : Stanly Ravel
Editor : Aditya Maulana