Kerugian akibat Banjir dan Longsor di Limapuluh Kota Mencapai Rp 51,8 Miliar

Senin, 16 Desember 2019 | 13:35 WIB

Banjir menerjang Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Tercatat ada 187 warga yang mengungsi, Rabu (11/12/2019)Dok: BPBD Limapuluh Kota Banjir menerjang Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Tercatat ada 187 warga yang mengungsi, Rabu (11/12/2019)

PADANG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat mencatat kerugian Rp 51,8 miliar, akibat banjir bandang dan longsor di daerah itu.

Kerugian terbesar akibat rusaknya infrastruktur dengan nilai Rp 42 miliar.

Kemudian, kerugian pertanian Rp 9 miliar, perikanan Rp 350 juta dan satu sekolah yang rusak senilai Rp 450 juta.

"Dari data yang kita himpun, tercatat kerugian akibat banjir dan longsor di Limapuluh Kota adalah Rp 51,8 miliar," kata Kepala BPBD Limapuluh Kota Joni Amir saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/12/2019).

Baca juga: Banjir dan Longsor, Pemkab Limapuluh Kota Tetapkan Tanggap Darurat 7 Hari

Joni mengatakan, infrastruktur yang mengalami kerusakan akibat banjir bandang dan longsor berupa jalan dan jembatan.

Kemudian, lahan pertanian yang rusak diperkirakan sekitar 1.500 hektare dengan nilai sekitar Rp 900 juta.

"Hari ini merupakan hari terakhir masa tanggap darurat yang ditetapkan sejak 10 Desember selama 7 hari," kata Joni.

Saat ini, kondisi Kabupaten Limapuluh Kota yang terkena banjir dan longsor sudah mulai membaik.

Warga yang sempat mengungsi akibat banjir sudah kembali ke rumah masing-masing.

Kemudian, satu jembatan yang rusak sudah diperbaiki.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 187 warga Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, mengungsi akibat bencana banjir pada Selasa (10/12/2019).

Korban banjir yang mengungsi berasal dari dua kecamatan, yaitu Harau dan Lareh Sago Halaban.

Empat kecamatan yang terdampak banjir dan longsor adalah Lareh Sago Halaban, Harau, Pangkalan Koto Baru, dan Akabiluru.


Penulis : Kontributor Padang, Perdana Putra
Editor : Abba Gabrillin