Kenali Dua Musuh Pengendara saat Tempuh Perjalanan Jauh

Minggu, 8 Desember 2019 | 15:01 WIB

Seniman ketoprak Gareng Salatiga meninggal dunia akibat kecelakaan di tol Ngawi-Kertosono, Jawa Timur pada Rabu (14/8/2019). Mobil yang ditumpangi Gareng tampak ringsek setelah menabrak truk.Satlantas Polres Ngawi via Surya.co.id Seniman ketoprak Gareng Salatiga meninggal dunia akibat kecelakaan di tol Ngawi-Kertosono, Jawa Timur pada Rabu (14/8/2019). Mobil yang ditumpangi Gareng tampak ringsek setelah menabrak truk.

JAKARTA, KOMPAS.com - Menempuh perjalanan jarak jauh, seperti mudik atau liburan keluar kota, menggunakan mobil pribadi memang sangat melelahkan. Tak heran, bila banyak terjadi kasus kecelakaan lalu lintas yang disebabkan masalah tersebut.

Namun penting untuk diketahui, masalah kelelahan dalam berkendara yang kerap menyebabkan kecelakaan lalu lintas ternyata bukan hanya sekadaa microsleep saja, tapi ada juga yang namana auto behavior syndrom atau ABS.

Menurut Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, antara microsleep dan ABS memiliki perbedaan yang harus dipahami pengendara.

Baca juga: Enam Nyawa Melayang di Cipali, Ingat Pentingnya Jam Biologis Tubuh

"Dua faktor penyebab kecelakaan saat perjalanan jauh ini memiliki artian yang berbeda. Kalau microsleep itu terjadi karena kondisi yang mengantuk akibat banyak kegiatan yang monoton, sementar ABS itu di mana kondisi orang benar-benar mengalami kelelahan dengan tingkat yang sangat," ucap Jusri kepada Kompas.com, Rabu (4/12/2019) lalu.

Ilustrasi kecelakaan mobil.SHUTTERSTOCK Ilustrasi kecelakaan mobil.

Contoh kasus seperti tabrakan Avanza dengan bumper belakang truk di ruas Tol Cipali beberapa waktu lalu. Ada kemungkinan penyebabnya karena faktor ABS yang dialami pengendara bukan microsleep.

Hal ini terjadi karena waktu kejadian berlangsung di pagi hari, sekitar pukul 05.00 WIB. Jam tersebut menurut Jusri merupakan waktu rawan bagi kondisi biologis tubuh.

Baca juga: Berkendara Jarak Jauh, Awas Terserang Microsleep

"Kalau microsleep memiliki periode yang cepat karena otak yang tak mendapat rangsangan. Sementara ABS memang tak bisa ditolak, karena prosesnya itu kompleks yang mana tubuh itu sudah sangat lelah dan tak bisa dikontrol akibat perjalanan jauh dan kurang istirahat," ucap Jusri.

Menurut Jusri, gejala microsleep masih bisa diantisipasi dengan istirahat sejenak. Sedangkan ABS, pengendara harus benar-benar rehat total guna memulihkan kondisi badan agar kembali bugar.

Ilustrasi Honda Accord AB 8219 LB yang dikemudikan Yuda Yuwana rusak parah akibat kecelakaan di Tol Bawen-Salatiga.KOMPAS.com/IST Ilustrasi Honda Accord AB 8219 LB yang dikemudikan Yuda Yuwana rusak parah akibat kecelakaan di Tol Bawen-Salatiga.

Jusri menyarankan pengendara yang ingin melakukan perjalanan jauh ke luar kota, baiknya menghindari berpergian di malam hari. Atau bila memang terpaksa harus pergi di malam hari, pastikan sebelumnya sudah mendapatkan istrirahat yang cukup.

"Paradigma jalan malam itu lebih santai dan sebaiknya dihilangkan, sebisa mungkin berpergian saat kondisi masih terang. Kalau mau, lebih dulu pastikan tubuh sudah mendapatkan istirahat yang cukup, dan saat perjalanan ada teman untuk mengobrol agar tidak membuat kegiatan berkendara jadi monoton," ujar jusri.


Penulis : Stanly Ravel
Editor : Azwar Ferdian