384 Warga Tambelan Terdampak Air Bah dan Tanah Longsor

Jumat, 6 Desember 2019 | 16:50 WIB

Pasca meluapnya Sungai Bentayan Pulau Tambelan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, sedikitnya ada 89 KK yang menjadi korban banjir. Tidak saja terkena meluapnya air sungai Bentayan, belakangan warga Tambelan juga terkena tanah longsor imbas dari meluapnya air sungai tersebut.DOK CAMAT TAMBELAN Pasca meluapnya Sungai Bentayan Pulau Tambelan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, sedikitnya ada 89 KK yang menjadi korban banjir. Tidak saja terkena meluapnya air sungai Bentayan, belakangan warga Tambelan juga terkena tanah longsor imbas dari meluapnya air sungai tersebut.

BINTAN, KOMPAS.com - Pasca meluapnya Sungai Bentayan Pulau Tambelan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, sedikitnya ada 89 kepala keluarga yang menjadi korban.

Tidak saja terdampak banjir akibat meluapnya air sungai Bentayan. Belakangan, warga Tambelan juga terdampak tanah longsor imbas dari meluapnya air sungai tersebut.

Camat Tambelan Sofyan mengatakan, saat ini air Sungai Bantayan yang meluap sudah berangsur surut.

Namun, dampak dari meluapnya air sungai, sebagian wilayah Tambelan mengalami tanah longsor.

"Data terakhir sedikitnya ada 89 KK atau 384 jiwa yang menjadi korban dari meluapnya air Sungai Bantayan dan tanah longsor," kata Sofyan, Jumat (6/12/2019).

Baca juga: Butuh Alat Berat untuk Mencari Ayah dan Anak Tertimbun Longsor di Rokan Hulu

Bahkan, dari tiga desa yang sebelumnya terdampak, Sofyan mengatakan, saat ini bertambah menjadi 5 desa.

Masing-masing yakni, Desa Kampung Hilir, Kukup, Kampung Melayu, Teluk Sekuni dan Desa Batu Lepuk.

Namun, sampai saat ini dilaporkan tidak ada korban jiwa.

Untuk tenda darurat, Sofyan mengakui pihaknya hanya menfaatkan dari rumah adat yang ada di Tambelan.

Selain karena posisinya di tengah-tengah, kondisi rumah adat juga terbilang tinggi dan sangat luas.

"Namun, tidak ada yang mengungsi. Sebagian warga ada memilih numpang di rumah keluarga dan tetangga yang tidak terlalu berdampak," kata Sofyan.

Untuk kerugian materil, Sofyan mengaku belum mengetahui persis, karena sampai saat ini tim masih sibuk membantu masyarakat untuk membersihkan rumah-rumah yang terdampak.

Butuh bantuan

Sofyan mengatakan, saat ini warga Tambelan yang menjadi korban banjir dan tanah longsor berharap bantuan berupa selimut, makanan atau sembako.

Kemudian, makanan bayi dan perlengkapan bayi, pakaian bekas layak pakai serta peralatan dapur.

"Untuk peralatan dapur, rata-rata hanyut terbawa arus dan ada juga sebagian tertimbun tanah longsor," kata dia.

Musibah ini berawal dari meluapnya Sungai Bentayan pasca hujan dengan intensitas lebat mengguyur Pulau Tambelan.


Penulis : Kontributor Batam, Hadi Maulana
Editor : Abba Gabrillin