Alasan DKI Beri Daging Kurban Olahan Ketimbang Daging Mentah

Sabtu, 10 Agustus 2019 | 16:05 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Kasablanka Hall, Jakarta Selatan, Sabtu (10/8/2019)RYANA ARYADITA UMASUGI Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Kasablanka Hall, Jakarta Selatan, Sabtu (10/8/2019)

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memilih untuk membagikan daging kurban yang telah diolah dibandikan daging yang mentah kepada warga agar masa konsumsi daging bisa lebih lama.

Anies menyebutkan, daging kurban akan dimasak oleh koki di lima hotel agar lebih tahan lama untuk dikonsumsi dibanding jika daging langsung diberikan secara mentah.

"Makanya kami bekerja sama dengan asosiasi keamanan makanan. Ini terobosan untuk membuat hasil kurban besok tidak harus habis dalam hitungan jam dan bisa lebih jangka panjang," kata Anies di Kasablanka Hall, Jakarta Selatan, Sabtu (10/8/2019).

Baca juga: Daging Kurban Olahan Koki Hotel Berbintang Akan Didistibusikan ke Kawasan Kumuh

Menurut dia, daging mentah yang diberikan akan lebih cepat rusak karena tak semua warga memiliki kulkas.

Pemprov DKI ingin agar daging yang didistribusikan lebih lama masa konsumsinya.

"Itu yang terjadi ketika daging dikirim mentah-mentah dan di tempat-tempat yang tidak ada pendingin maka potensi mengalami rusak itu tinggi sekali. Dengan cara seperti ini maka itu bisa berjangka panjang apalagi bisa dimasukan kemasan kaleng itu bisa lebih panjang. Nah ini adalah inovasi yang kami lakukan idul kurban besok agar bisa dimanfaatkan lebih panjang dan lebih merata," jelasnya.

Pemprov DKI Jakarta berencana akan membagikan 5.000 porsi olahan daging kurban kepada warga di 9 kelurahan.

Kategori kelurahan yang akan mendapat distribusi daging kurban itu adalah yang terdapat kawasan kumuh.Baca juga: DKI Akan Bagikan Daging Kurban Siap Saji Hasil Olahan Koki Hotel Berbintang

"Jadi warga yang tidak mampu dan kumuh berat, datanya dari BPS (Badan Pusat Statistik). Jadi nanti lurah yang akan mendistribusikan," kata Kepala Biro Tata Pemerintahan DKI Jakarta Premi Lasari, Jumat kemarin.

Sembilan Kelurahan yang memiliki lokasi kumuh berat yaitu Kelurahan Manggarai, Kampung Melayu, Tanah Tinggi, Jatipulo, Jembatan Besi, Keagungan, Kapuk, Penjaringan, dan Kalibaru.


Penulis : Ryana Aryadita Umasugi
Editor : Egidius Patnistik