"Dibawa ke Wahana Bermain, Anak-anak Penyintas Kanker akan Ingat Selamanya..."

Sabtu, 27 Juli 2019 | 18:38 WIB

Sejumlah anak-anak penyintas penyakit kronis, umumnya kanker, memperoleh kesempatan langka menjajal wahan permainan di Taman Legenda Keong Emas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Sabtu (27/7/2019).Vitorio Mantalean Sejumlah anak-anak penyintas penyakit kronis, umumnya kanker, memperoleh kesempatan langka menjajal wahan permainan di Taman Legenda Keong Emas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Sabtu (27/7/2019).

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada beragam cara untuk membantu anak-anak penyintas kanker dan penyakit kronis melewati hari-harinya. Kelompok "Generasi Milenial" dan Komunitas Peduli Kasih punya cara sendiri.

Mereka mengajak anak-anak penyintas pelesir ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Sabtu (27/7/2019). Menurut mereka, kegiatan ini tak ubahnya memindahkan "rumah singgah" atau "rumah sakit" yang menjadi keseharian anak-anak penyintas.

"Saya rasa, apa pun yang kita lakukan, apalagi membawa mereka keluar ke wahana bermain mereka akan ingat selamanya. Akan berarti sekali untuk keseharian mereka," ujar Ketua Kelompok "Generasi Millenial", Andhika Galuh Basworo kepada Kompas.com, Sabtu.

Baca juga: Gembiranya Anak-anak Penyintas Kanker Menjajal Wahana di Taman Mini

Andhika menampik jika acara semacam ini dianggap sebagai bentuk bantuan yang tak berdampak karena hanya diadakan satu kali.

Baginya, kesempatan semacam ini justru membantu para anak penyintas melalui naik-turun hidup mereka dari sisi psikologis.

"Ketika mereka akrab dengan kita, lalu acaranya selesai, perpisahannya enggak smooth, hati mereka sakit. Ada yang bilang kangen, mau ketemu lagi, kakak ini ke mana," lanjut pria yang akrab disapa Dhika itu.

Dalam acara yang digelar di Taman Legenda Keong Emas TMII itu, anak-anak penyintas beragam penyakit kronis, mulai dari kanker hati, otak, darah, sampai cerebral palsy (lumpuh otak), tampak begitu gembira dan antusias.

Mereka berasal dari tiga rumah singgah, yakni Pejuang Hati, Sedekah Rombongan, dan rumah singgah RS Cipto Mangunkusumo.

Baca juga: Arswendo Atmowiloto Meninggal, Kenali 5 Faktor Risiko Kanker Prostat

Sebagian anak berlari-lari tak sabar menuju wahana, sisanya menggeliat kegirangan di kursi roda. Mereka semua didampingi pihak keluarga. Aneka wahana, seperti bianglala, roller coaster, hingga taman petualangan dinosaurus mereka jajal sejak pagi hari hingga lelah.

Saat cuaca terik, para orangtua membawa anak-anak mereka menepi ke rindang pohon. Sejumlah anak penyintas tak diizinkan terpapar suhu panas yang berlebihan.

Salah satu anak penyintas kanker darah, Alvino (9) tak dapat menyembunyikan kegirangannya. Demi kesempatan langka ini, ia mengesampingkan rasa takutnya kala menjajal beberapa wahana yang agak ekstrem seperti "bajak laut" (semacam kora-kora Dufan) dan roller-coaster.

"Enggak, siapa yang takut?" kata Alvino mengelak.

"Tadi pas naik bajak laut cuma sempat sebentar tutup mata. Kata temanku kalau tutup mata enggak begitu kerasa," imbuhnya.

"Jadi kamu takut?" tanya Kompas.com

"Enggak, aku senang banget, siapa yang takut?"  Alvino berkelit.

Setelah ini, Alvino akan kembali ke rumahnya dan menjaga dirinya agar tak kelelahan.

Jika kelelahan, kondisi darahnya memburuk, dan ia mesti dirawat. Namun, dirawat atau tidak, ingatan betapa menyenangkannya hari ini mungkin tak akan lenyap dari benaknya.


Penulis : Vitorio Mantalean
Editor : Sabrina Asril