Teroris Indonesia Didanai Internasional, Ini Langkah Polri...

Kamis, 25 Juli 2019 | 07:08 WIB

Ilustrasi terorisme di media sosialwall street journal Ilustrasi terorisme di media sosial

JAKARTA, KOMPAS.com - Polri bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri aliran dana kelompok teroris di Indonesia, Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Termasuk aliran dana ini (kerja sama) dengan PPATK," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (24/7/2019).

Selain itu, kepolisian juga berkoordinasi dengan kepolisian di negara sahabat serta perwakilan kedutaan besar sejumlah negara di Indonesia demi mendalami dana dari luar negeri.

"Kita kerja sama dengan kepolisan di beberapa negara. Dari tim Densus 88 sudah menyampaikan kepada para perwakilan Kedubes yang ada di Indonesia," tutur dia.

Baca juga: Terduga Teroris yang Ditangkap di Padang Punya Jaringan di Afghanistan

Terungkapnya aliran dana internasional untuk mendanai aksi terorisme di Indonesia berawal dari penangkapan terduga teroris yang memiliki inisial N di Padang, Sumatera Barat, Kamis (18/7/2019) lalu.

Dari N, diketahui bahwa ia mendapatkan dana dari salah satu elite kelompok JAD Indonesia yang berinisial S alias Daniel alias Chaniago.

S sendiri sudah dimasukkan ke dalam daftar pencarian orang dan saat ini terdeteksi berada di Khurasan, Afghanistan bersama kombatan ISIS.

Tercatat, sebanyak 12 orang dari lima negara mengirimkan dana ke S. Seluruh pengirim itu juga diduga terafiliasi dengan ISIS di negaranya masing-masing.

Pada rentang waktu Maret 2016 hingga September 2017, S menerima total dana sebesar Rp 413,17 juta.

Sementara ini, polisi mendeteksi aliran dana tersebut berasal dari lima negara, yakni Trinidad dan Tobago, Maladewa, Jerman, Venezuela dan Malaysia.

Baca juga: Kapolda Kaget Sumbar Akan Dibom oleh Teroris

Dedi melanjutkan, tim Densus 88 Antiteror Polri masih mengejar terduga teroris bernama julukan Abu Saedah. Abu lah yang menjadi perantara penyaluran dana kepada N untuk kebutuhan perakitan bom.

"Nanti kalau Abu Saedah ketangkap, maka akan didapat lagi keterangan dari dia soal jaringan-jaringan di bawahnya. Kalau sudah ketangkap semua akan terurai," ujar Dedi.


Penulis : Devina Halim
Editor : Fabian Januarius Kuwado