Kande Tompa, Tradisi Mencari Jodoh Masyarakat Buton Setelah Lebaran

Selasa, 18 Juni 2019 | 08:46 WIB

Seorang gadis yang mengenakan baju adat Buton, menyuapkan makanan kepada seorang tamu pria. Ini merupakan kegiatan tradisi kande tompa, atau tradisi mencari jodoh yang dilakukan masyarakat Kelurahan Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi TenggaraKOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE Seorang gadis yang mengenakan baju adat Buton, menyuapkan makanan kepada seorang tamu pria. Ini merupakan kegiatan tradisi kande tompa, atau tradisi mencari jodoh yang dilakukan masyarakat Kelurahan Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara

BUTON TENGAH, KOMPAS.com – Warga Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, memiliki tradisi konde tompa yang dilakukan setelah lebaran.

Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat untuk mencari jodoh bagi para gadis Buton.

Dalam tradisi ini, para gadis duduk berhadapan dengan pria dan menjamunya dengan menyuapkan makanan kepada tamunya tersebut.

Tradisi kande tompa sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan hingga saat ini masih dipertahankan warga Tolandona.

“Ini sudah lama sejak nenek moyang dulu, sudah ratusan tahun. Ini dilaksanakan setiap selesai lebaran,” kata tokoh masyarakat Tolandona, Sahrul, Senin (17/6/2019).

Baca juga: Mengenal Tradisi Bepapai, Memandikan Pengantin Baru di Malam Pernikahan

Ketika malam tiba, para gadis Tolandona mulai didandan dengan menggunakan baju adat tradisonal Buton.

Keluarga gadis tersebut kemudian mulai menyiapkan nampan yang berisi makanan khas Buton sebagai jamuan untuk para pria.

Para lelaki yang berdiri di luar lokasi tempat tradisi kemudian masuk dalam lokasi dan memilih duduk depan para gadis yang menjaga nampan makanan.

Alunan lagu tradisional Buton di nyanyikan lalu tradisi kande tompa pun dimulai.

Sambil duduk, para gadis mengobrol dengan tamunya dan memberikan makan serta menyuapkan makanan kepada tamu prianya.

“Kande tompa itu kan ajang mencari jodoh bagi para gadis. Tamu (pria) datang dari luar masuk disuapin oleh gadis-gadis yang menjaga nampan makanan ini. Yang tadinya tidak saling kenal disini mereka saling kenal hingga lanjut,” tutur Sahrul.

Baca juga: Tradisi Lebaran Ketupat, Makan Bersama di Pantai Sanur

Setelah alunan lagu tradisional selesai dinyanyikan, tamu pria pun meninggalkan gadis tersebut dan wajib memberikan uang kepada gadis tersebut sebagai bentuk rasa terima kasih.

Kegiatan ini terus berlanjut hingga larut malam.

Riska, seorang peserta Tradisi Kande Tompa mengaku sudah dua kali mengikuti kegiatan tradisi ini, namun dia belum menemukan jodoh.

“Tapi ini juga menjadi salah salah satu cara melestarikan budaya dan juga bisa bertemu dengan banyak orang. Siapa tahu disini bisa mendapatkan jodoh,” ucap Riska sambil tersenyum.




Penulis : Kontributor Baubau, Defriatno Neke
Editor : Rachmawati