Gara-gara Listrik Padam, Venezuela Berlakukan Libur Nasional

Selasa, 26 Maret 2019 | 21:41 WIB

Suasana saat terjadinya listrik padam di Caracas, Venezuela, Kamis (7/3/2019). Di tengah krisis yang melanda Venezuela, pemadaman listrik massal yang terjadi berhari-hari di sejumlah kawasan negara itu menimbulkan banyak kekacauan seperti penjarahan hingga kesulitan air.ANTARA FOTO/REUTERS/CARLOS JASSO Suasana saat terjadinya listrik padam di Caracas, Venezuela, Kamis (7/3/2019). Di tengah krisis yang melanda Venezuela, pemadaman listrik massal yang terjadi berhari-hari di sejumlah kawasan negara itu menimbulkan banyak kekacauan seperti penjarahan hingga kesulitan air.

CARACAS, KOMPAS.com - Listrik padam yang melanda sebagian besar wilayah Venezuela membuat pemerintah mengumumkan hari libur nasional.

Pemerintah mengklaim serangan tertentu membuat pembangkit listrik tenaga air utamanya tidak berfungsi.

Laporan kantor berita AFP menyebutkan, Caracas dan kota-kota lainnya tidak dialiri listri sehingga melumpuhkan transportasi publik, persediaan air, dan bangunan tanpa generator termasuk rumah sakit harus diselimuti kegelapan.

Baca juga: Pembangkit Listrik Diserang, Setengah Wilayah Venezuela Terkena Pemadaman

Listrik mulai padam pada Senin (25/3/2019) sehingga memicu ketakutan dan frustasi setelah penduduk juga mengalami hal serupa pada dua pekan lalu.

Lampu menyala sebentar semalam, lalu padam lagi berjam-jam kemudian, termasuk di bandara internasional utama.

"Kami telah menjadi korban serangan terhadap pembangkit listrik dan sistem distribusi, dan khususnya terhadap pembangkit di Guri," kata Menteri Komunikasi Venezuela Jorge Rodriguez, Selasa (26/3/2019).

PLTA Guri merupakan fasilitas pembangkit listrik tenaga air raksasa yang memasok listrik kepada 80 persen dari 30 juta penduduk Venezuela.

Rodriguez menyalahkan oposisi yang dipimpin Juan Guaido yang diakui AS dan negara sekutu lainnya sebagai presiden sementara negara itu.

Dalam insiden listrik padam sebelumnya, Presiden Nicolas Maduro menuding AS telah melancarkan serangan "cybernetic" kepada jaringan PLTA dan menuduh oposisi berada di balik tindakan, yang diklaimnya sebagai sabotase.

Para analis menyebut, serangan AS semacam itu tidak mungkin terjadi. Mereka menilai, kurangnya investasi, manajemen yang buruk, dan korupsi memicu terjadinya peristiwa tersebut.

Guaido menolak tuduhan pemerintah terhadapnya. Dia mengaku mendapat informasi dari para pekerja di perusahaan listrik negara Corpoelec tentang terjadinya kelebihan muatan beberapa transformator sebagai penyebabnya.

"Ketika rakyat membutuhkan kepastian di tengah-tengah peristwia listrik padam yang tak menentu, bagaimana mereka bisa terus mengulangi alasan 'perang listrik' dan sabotase?" kicaunya.

Baca juga: Listrik Padam Berhari-hari, Kehidupan Rakyat Venezuela bak Abad Pertengahan

Meski demikian, sebagian penduduk Venezuela masih bisa mengeluarkan perasaan mereka yang frustasi di media sosial.

"Siapa yang sekarang dituduh?" kicau seorang netizen di Twitter.

"Mereka akan mengumumkan UFO dikirim Trump dan sayap kanan Venezuela meluncurkan serangan elektromagnetik dengan senjata ekstra galaktik," tulis yang lain.


Penulis : Veronika Yasinta
Editor : Veronika Yasinta