Cerita Abdul Wahab, Sepupu Romahurmuziy yang Ditangkap KPK lalu Dilepaskan Lagi

Senin, 18 Maret 2019 | 20:05 WIB

Abdul Wahab (kiri), saat ditemui awak media di depan tempat tinggalnya di Jalan KH Kholil Gang V, Kelurahan Kebungson, Kecamatan Gresik Kota, Gresik, Senin (18/3/2019).KOMPAS.com / HAMZAH Abdul Wahab (kiri), saat ditemui awak media di depan tempat tinggalnya di Jalan KH Kholil Gang V, Kelurahan Kebungson, Kecamatan Gresik Kota, Gresik, Senin (18/3/2019).

GRESIK, KOMPAS.com – Abdul Wahab, sepupu Romahurmuziy, politisi PPP yang ditangkap KPK dalam operasi tangkap tangan pada Jumat (15/3/2019) lalu, tak menyangka dirinya ikut diamankan oleh lembaga antikorupsi itu.

Ia pun sempat dibawa oleh KPK ke Jakarta bersama Romahurmuziy, Haris Hasanuddin (Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur dan Muhammad Muafaq Wirahadi (kepala Kankemenag Gresik).

“Kejadian tersebut tidak saya kira dan tidak saya rencanakan, firasat sedikit pun tidak ada,” kata Abdul Wahab saat ditemui di depan kediamannya di Jalan KH Kholil Gang V, Kelurahan Kebungson, Kecamatan Gresik Kota, Gresik, Senin (18/3/2019).

Abdul Wahab mengatakan, ia menemui Romahurmuziy di Hotel Bumi untuk membahas rencana haul KH Abdullah Faqih yang akan digelar pada akhir Maret ini. Namun tiba-tiba ia ikut tertangkap petugas KPK.

Abdul Wahab sendiri adalah sepupu Romahurmuziy. Ibunya merupakan adik dari ibu Romahurmuziy. Abdul Wahab juga bakal maju ke Pemilihan Legislatif 2019 mendatang melalui PPP untuk memperebutkan satu kursi di DPRD Gresik.

Baca juga: Cerita Mengenai 2 Pejabat Kemenag yang Tertangkap KPK Bersama Romahurmuziy

 

Ia menceritakan, sebelumnya, Abdul Wahab sudah membahas acara haul KH Abdullah Faqih dengan Romahurmuziy jauh-jauh hari. Lalu ia janjian untuk bertemu dengan Romahurmuziy di Hotel Bumi untuk membahas acara tersebut.

Namun malam sebelum pertemuan itu dilakukan, ia sempat dihubungi oleh Muhammad Muafaq, kepala Kemenag Gresik.

“Saya kurang tahu. Bapak Muafaq menelpon saya untuk berangkat bareng dari Kebungson, dan saya dijemput pada jam 05.30 WIB (Jumat pagi) di depan gang rumah. Saya dijemput untuk berangkat bareng ke Hotel Bumi di Surabaya, tanpa ada konfirmasi apa pun, tujuan saya memang untuk membahas mengenai haul,” kata dia.

“Saya tidak tahu (tujuan Muafaq bertemu Romahurmuziy). Karena tidak ada pembicaraan sebelumnya atau selama perjalanan. Hanya dihubungi pada malam hari (sebelum kejadian) untuk diajak bareng. Sebelumnya sudah kenal (dengan Muafaq),” jelas Wahab.

Namun setelah bertemu dengan Romahurmuziy, Abdul Wahab pun keluar dari lobi hotel bersama Muafaq. Tiba-tiba keduanya diamankan petugas KPK.

“Pada saat saya keluar dari lobi hotel, di luar hotel kami sudah berpisah dengan Mas Romy (Romahurmuziy). Kemudian saya ditangkap dan diamankan, langsung dibawa masuk ke mobil. Setelah terjadi berbagai pertanyaan oleh pihak KPK yang sangat profesional, kami dibawa ke polda (Jatim), setelah investigasi di Polda kami diterbangkan ke Jakarta,” kata dia.

Baca juga: Fakta OTT Ketum PPP Romahurmuziy, Sempat Berusaha Kabur dari Petugas KPK hingga Diduga Terkait Seleksi Jabatan Kemenag

Namun setelah menjalani serangkaian penyidikan selama 1x24 jam oleh jajaran KPK di Jakarta, Wahab kemudian dilepaskan dengan status sebagai saksi, bersama dengan sopir Muafaq, serta asisten Romahurmuziy.

“Pada malam harinya kita sampai di gedung KPK, dilakukan penyidikan intensif selama 1x24 jam. Alhamdulillah kami dinyatakan sebagai saksi. Ada dua orang lainnya, sopir dari Bapak Muafaq, Pak Syahrul dan yang kedua adalah asisten dari saudara Romahurmuziy,” kata dia.


Penulis : Kontributor Gresik, Hamzah Arfah
Editor : Farid Assifa