Dua Warga Malaysia Tewas Akibat Longsor di Air Terjun Tiu Kelep Lombok

Minggu, 17 Maret 2019 | 22:37 WIB

Air Terjun Tiu Kelep di Senaru, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.ARSIP KEMENPAR Air Terjun Tiu Kelep di Senaru, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

MATARAM, KOMPAS.com - Korban meninggal dunia akibat longsor yang terjadi di kawasan wisata air terjun Tiu Kelep, pasca-gempa Lombok, bertambah menjadi tiga orang, Minggu (17/3/2019) malam.

Sebelumnya pada Minggu sore, dilaporkan ada dua wisatawan yang tewas akibat longsor. 

Data sementara Humas Kantor SAR Mataram mencatat, satu warga meninggal bernama Tomy (14), warga Senaru, Kabupaten Lombok Utara, sedangkan satu korban warga Malaysia bernama Tai Sieu Kim (56).

Sementara satu korban meninggal yang juga warga negara Malaysia masih berada di kawasan air terjun dan belum teridentifikasi.

"Satu korban yang belum bisa dievakuasi adalah WNA asal Malaysia," ujar Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram I Gusti Lanang Wiswananda melalui pesan singkat, Minggu. 

Baca juga: Dua Wisatawan Tewas Akibat Longsor Air Terjun Tiu Kelep Pasca-gempa Lombok

Selain korban meninggal, sebanyak 21 korban selamat dan berhasil dievakuasi. Mereka mengalami luka-luka akibat terkena longsoran.

Data SAR mencatat, 7 korban luka merupakan WNI dan 14 korban merupakan warga negara Malaysia.

"Korban yang selamat dibawa ke Puskesmas Bayan," ujar Agung.

Sebelumnya, dampak bencana gempa berkekuatan 5,8 tersebut mengakibatkan longsor di kawasan air terjun Tiu Kelep.

Baca juga: 40 Wisatawan Terjebak Longsor Air Terjun Tiu Kelep Pasca-gempa Lombok

Terdapat kurang lebih 40 orang wisatawan terkena longsoran di sekitar kejadian. Korban dominan berasal dari wisatawan Malaysia dan domestik.

Gempa tektonik dengan kekuatan Magnitudo 5,8 yang telah dimutakhirkan menjadi M 5,4 berpusat di darat pada 20 km arah utara, Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 19 km pada Minggu pukul 14.07 WIB.

Selang dua menit kemudian pada pukul 14.09.19 WIB terjadi gempa susulan dengan M 5,1 dan kedalaman 10 km.

BMKG mencatat gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran turun (normal fault).


Penulis : Kontributor Mataram, Karnia Septia
Editor : David Oliver Purba