Kemenag akan Gandeng KPK untuk Perbaiki Sistem Mutasi dan Promosi Pejabat

Sabtu, 16 Maret 2019 | 20:38 WIB

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (7/2/2019). CHRISTOFORUS RISTIANTO/KOMPAS.com Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (7/2/2019).

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berjanji akan memperbaiki sistem tata kelola jabatan di internal kementerian. Hal itu merespons dua pejabat Kementerian Agama (Kemenag) di Jawa Timur yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
 
Mereka adalah Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur Haris Hasanuddin dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik Muafaq Wirahadi.

"Kementerian Agama ke depan berkomitmen untuk membangun kolaborasi yang lebih kuat dengan KPK, khususnya dalam aspek mutasi, rotasi, dan promosi jabatan di lingkungan Kementerian Agama," kata Lukman dalam konferensi pers di Kemenag, Jakarta, Sabtu (16/3/2019).

Lukman menyatakan, dijeratnya pejabat Kemenag merupakan peringatan keras agar seluruh jajaran kementerian memperbaiki sistem organisasi dan manajemen kepegawaian.

Baca juga: Suharso Monorfa Ditunjuk Sebagai Plt Ketua Umum Gantikan Romahurmuziy

"Untuk itu, Kementerian Agama berkomitmen untuk membangun kolaborasi bersama KPK sebagai langkah preventif agar kejadian yang sama tidak terulang kembali di masa yang akan datang," ujar dia.

Dalam kasus ini, Ketua Umum PPP Romahurmuziy diduga menerima uang dengan total Rp 300 juta dari Haris dan Muafaq.

Uang itu diduga sebagai komitmen kepada Romahurmuziy untuk membantu keduanya agar lolos dalam seleksi jabatan di wilayah Kemenag Jawa Timur.

Politisi yang akrap disapa Romy itu dianggap mampu memuluskan mereka ikut seleksi karena ia dinilai bisa bekerja sama dengan pihak tertentu di Kemenag.

Pada waktu itu, Haris melamar posisi Kakanwil Kemenag Jawa Timur. Sementara itu, Muafaq melamar posisi Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik.


Penulis : Dylan Aprialdo Rachman
Editor : Sabrina Asril