Menag Sebut Peran Perempuan di Keluarga dan Pendidikan Bisa Cegah Perilaku Koruptif

Kamis, 7 Februari 2019 | 17:23 WIB

Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin di Bekasi, Minggu (11/11/2018).Dokumentasi Humas Kementerian Agama Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin di Bekasi, Minggu (11/11/2018).

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, peran perempuan dalam keluarga dan pendidikan sangat penting dalam pencegahan korupsi.

Hal itu disampaikannya dalam sosialisasi program pencegahan korupsi, "Training of Trainer Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK)" di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (7/2/2019).

"Kita dituntut untuk mencegah dan basisnya adalah keluarga. Kami juga kembangkan di perguruan tinggi keagamaan negeri di seluruh Indonesia karena perempuan berperan penting mengedukasi pencegahan korupsi di institusi pendidikan," kata Lukman.

Baca juga: Menteri Agama: Perilaku Koruptif karena Ketamakan, Tidak Pernah Puas

 

Dalam pembukaan sosialisasi tersebut, terdapat total 140 peserta perempuan dari 72 perguruan tinggi keagamaan di Indonesia.

Lukman yakin melalui program SPAK ini, lingkungan Kementerian Agama yang mencakup perguruan tinggi keagamaan mampu solid dalam menanamkan budaya anti rasuah.

"Dalam harapan saya, program ini bisa maksimal dan optimal dalam menghindari korupsi, sebuah tindakan yang tidak terpuji," ujar Lukman.

Baca juga: Lukman Hakim Minta Jajajaran Kemenag Hindari Perilaku Koruptif

"Inilah program unggulan Kementerian Agama, membangun budaya anti korupsi dari unit terkecil, yaitu keluarga dan kini dikembangkan melalui perguruan tinggi," lanjut dia.

Harapannya, kata Lukman, masyarakat semakin sadar terhadap perilaku koruptif. 

"Harus ada kesadaran dari dalam. Sehingga, masyarakat kita yang anti-korupsi bukan takut karena sanksinya, melainkan takut karena hal itu salah dalam kesadaran pribadinya," kata Lukman.


Penulis : Christoforus Ristianto
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary