Ma'ruf Amin Kecewa Ada Dugaan Pengaturan Skor di Sepakbola Indonesia

Jumat, 28 Desember 2018 | 12:13 WIB

Sejumlah Bobotoh atau pendukung Persib Bandung melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (13/3). Mereka memprotes kebijakan PSSI dalam memberi hukuman dan sanksi atas pendukung dan tim Persib karena dianggap tidak adil serta menuntut adanya revolusi dan reformasi di kepengurusan PSSI saat ini. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/aww/18.NOVRIAN ARBI Sejumlah Bobotoh atau pendukung Persib Bandung melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (13/3). Mereka memprotes kebijakan PSSI dalam memberi hukuman dan sanksi atas pendukung dan tim Persib karena dianggap tidak adil serta menuntut adanya revolusi dan reformasi di kepengurusan PSSI saat ini. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/aww/18.

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin kecewa dengan adanya dugaan pengaturan skor di sepakbola Indonesia.

"Wah mengecewakan betul kalau pengaturan skor itu benar-benar terjadi. Tidak akan maju sepakbola nasional kita kalau benar terjadi pengaturan skor," kata Ma'ruf dalam keterangan tertulisnya, Jumat (28/12/2018).

Ma'ruf mengaku prihatin dan kecewa karena dunia sepakbola tidak semestinya dijadikan alat judi.

Baca juga: PSSI Semarang Dukung Langkah Kepolisian Usut Mafia Pengaturan Skor

Seharusnya, kata dia, insan sepakbola membangun prestasi dan menjadi bisnis seperti di Benua Amerika Latin dan Eropa.

"Kalau kita amati di Amerika Latin dan Eropa selain mengejar prestasi, sepakbola juga menjadi bisnis yang tanpa merusak mutu permainan," kata Ma'ruf yang mengaku menggemari sepak bola sejak dulu.

Ma'ruf mengajak semua pihak mengambil hikmah dari terjadinya dugaan pengaturan skor di sepakbola nasional ini.

Baca juga: Satu Tersangka Pengaturan Skor Sepak Bola Bekas Anggota Komite Wasit

Ia meminta dan mengajak semua pihak untuk kembali memikirkan mengharumkan sepakbola Indonesia yang berprestasi.

"Harapan saya jangan ada lagi pengaturan skor. Kalau bisa sepakbola Indonesia dimulai dengan pemilihan pemain berbakat secara baik. Ditambah dengan pelatih yang pintar dan berkualitas yang bisa memberikan metode pelatihan bola yang baik. Mari jadikan sepakbola Indonesia menarik," kata Ma'ruf yang di saat mudanya mengaku suka bermain bola di posisi striker.

Tim Satuan Tugas Antimafia Bola yang dibentuk oleh Polri dan Polda Metro Jaya sebelumnya mengumumkan ada tiga tersangka kasus dugaan pengaturan skor di Liga 3 Indonesia.

Baca juga: Komite Disiplin PSSI Akan Dalami Kasus Pengaturan Skor

Salah satu dari tiga tersangka itu ialah pengurus aktif Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, Johar Lin Eng.

Johar tercatat sebagai anggota Komite Eksekutif PSSI sekaligus Ketua Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Tengah.

Selain Johar, Satgas juga menetapkan dua tersangka lainnya, yaitu Priyanto dan Anik. Ketiganya kini sudah diamankan polisi.

"(Status) tersangka sudah. Sudah kami tangkap berarti sudah tersangka," kata Ketua Tim Media Satgas Antimafia Bola Kombes Argo Yuwono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (27/12/2018).

Kompas TV Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, mengatakan masih belum mengetahui penangkapan Johar Lin Eng oleh Tim Satgas Anti-Mafia Bola. Edy mengatakan kalau memang bersalah pasti akan ada hukuman bagi pengurus yang terjerat kasus ini.<br /> Edy sebelumnya mengatakan pemeriksaan terhadap sejumlah kasus pengaturan skor akan berjalan sesuai dengan aturan.<br />




Penulis : Ihsanuddin
Editor : Diamanty Meiliana