Menkominfo Dorong Unicorn Melantai di BEI

Kamis, 13 Desember 2018 | 16:46 WIB

Dari kiri ke kanan: Menkominfo Rudiantara, CEO XL Axiata, Dian Siswarini, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto dalam peresmian X-Camp di kantor XL Axiata, Selasa (13/11/2018).KOMPAS.com/ RESKA KOKO NISTANTO Dari kiri ke kanan: Menkominfo Rudiantara, CEO XL Axiata, Dian Siswarini, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto dalam peresmian X-Camp di kantor XL Axiata, Selasa (13/11/2018).

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara akan mendorong perusahaan rintisan (startup) yang menyandang status unicorn untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Startup yang sudah unicorn dan belum sampai decacorn kita dorong masuk ke Bursa. Nanti kalau sudah keburu menjadi decacorn, saya khawatir ekosistemnya yang tidak sanggup," ujar Rudiantara di sela Peringatan Ulang Tahun ke-30 Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) di Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Decacorn merupakan sebutan untuk perusahaan yang valuasi lebih dari 10 miliar dollar AS. Sementara, unicorn valuasinya lebih dari 1 miliar dollar AS.

Dia menyebut terdapat empat perusahaan startup di Indonesia yang levelnya sudah masuk "unicorn", yakni Go-Jek, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia.

Baca juga:Kenapa Unicorn Muncul di Indonesia?

Rudiantara menyampaikan akan membantu perusahaan startup untuk masuk ke pasar modal. Namun demikian, itu tergantung dari masing-masing "startup" untuk melihat peluang dalam mencari dana.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas jasa keuangan (OJK), Hoesen mengatakan, startup di Indonesia dapat memanfaatkan pasar modal melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) sebagai sumber pendanaannya.

"Kebijakan di pasar modal sudah ada tinggal dimanfaatkan atau tidak oleh perusahaan, pilihannya ada pada mereka, bisa IPO disini atau di bursa luar," ujarnya.

Menurut dia, setiap perusahaan juga memiliki strateginya masing-masing dalam menentukan aksi korporasi ke depannya.

"Itu keputusan mereka mau IPO atau tidak, kaalau IPO kan ada timing-nya, dan penghitungan nilai terbaiknya," katanya.


Penulis :
Editor : Erlangga Djumena