OJK: Tekanan Terhadap Rupiah Mereda Hingga Akhir Tahun

Jumat, 23 November 2018 | 17:30 WIB

 Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso selepas Raker dengan Komisi XI, di Gedung Nusantara I, Jakarta, Rabu (11/4/2018).KOMPAS.com/RIDWAN AJI PITOKO Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso selepas Raker dengan Komisi XI, di Gedung Nusantara I, Jakarta, Rabu (11/4/2018).

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menjelaskan, tekanan terhadap rupiah yang terjadi sejak awal tahun mulai mereda. Menurutnya, rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.500 hingga Rp 14.600 hingga akhir tahun.

"Level rupiah kan sekarang di Rp 14.500 sampai Rp 14.600 ini saya rasa level yang sangat sehat dan akan tertahan sampai akhir tahun," jelas Wimboh ketika ditemui awak media di kawasan Gedung BI, Jumat (23/11/2018).

Lebih lanjut Wimboh menjelaskan, tekanan yang mulai mereda disebabkan normalisasi kebijakan moneter yang dilakukan oleh Amerika Serikat juga mulai mereda. 

"Kalau terlalu kenceng imbas ke negara berkembang itu juga sudah kelihatan, seperti masalah di Argentina, Turki, dan Venezuela, ini sudah dilihat semua permasalahan di negara berkembang dan akan berimbas kembali pada perkeonomian negara maju, termasuk AS," jelas Wimboh.

Wimboh menjelaskan, ketika negara berkembang mengamai tekanan, maka kemampuan negara berkembang untuk menyerap produk-produk dari negara maju. Padahal, negara maju juga mengandalkan negara berkembang sebagai pasar mereka. Sehingga, normalisasi kebijakan tersebut harus dilakukan secara terukur.

"Normalisasi kebijakan negara maju impactnya ke negara berkembang harus sangat terukur," ujar dia.


Penulis : Mutia Fauzia
Editor : Bambang Priyo Jatmiko