3 Ponsel Galaxy A Ini Disetop Produksinya di Indonesia

Jumat, 12 Oktober 2018 | 15:10 WIB

Galaxy A6 Plus (kiri), memiliki layar lebih lebar dengan ukuran 6 inci, dibandingkan milik Galaxy A6 sebesar 5,6 inci. KOMPAS.com/ OIK YUSUF Galaxy A6 Plus (kiri), memiliki layar lebih lebar dengan ukuran 6 inci, dibandingkan milik Galaxy A6 sebesar 5,6 inci.

KUALA LUMPUR,KOMPAS.com -  Galaxy A7 dan A9 barus saja diluncurkan Samsung di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (11/10/2018) kemarin. Dengan peluncuran dua lini baru Galaxy A tersebut, Samsung turut mengumumkan penyetopan tiga seri Galaxy A lain.

Adalah Galaxy A6 yang dirilis bulan Mei lalu serta Galaxy A8 dan Galaxy A8 Plus yang dirilis Desember 2017 lalu, yang proses produksinya sudah dihentikan.

"Karena harganya lebih rendah dibanding Galaxy A7 (2018)", jelas Selvia Gofar, Senior IT & Mobile Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia.

Kendati demikian, ketiga seri Galaxy A6, Galaxy A8, dan galaxy A8 Plus masih tersedia di pasar Indonesia, dengan harga mulai dari Rp 3,4 juta. Samsung hanya menunggu stok ketiganya habis.

Sedangkan untuk Galaxy A6 Plus, Samsung menjelaskan masih memproduksi seri tersebut, meski Galaxy A7 dan A9 telah dirilis.

"Setelah kita riset ternyata dual-camera itu masih dibutuhin", imbuhnya.

Baca juga: Sudah Bisa Dipesan, Ini Harga Samsung Galaxy A7 di Indonesia

Galaxy A Naik Kelas

Dengan menghentikan produksi beberapa lini Galaxy A, Samsung pun menggeser posisi lini Galaxy A dari mid-range ke mid-high.

"Untuk lini Galaxy A series, positioning kita ada di segmen semi-flagship," ujar Selvia.

Di segmen tersebut, Denny Gallant, Head of IT&Mobile Product Marketing Samsung Electronics Indonesia, mengklaim jika Samsung mendominasi pasar lebih dari 80 persen.

"Ketika meluncurkan A8 dan A8 plus kami juga sempat berpikiran menentukan segmen. Karena premium belum, sementara harganya di bawahnya juga ada" jelas Denny.

Respons konsumen terhadap duo Galaxy A8 juga diklaim sangat positif.

"Bahkan bisa dibilang Samsung men-drive pasar terebut (mid-high). Ada lebih dari 80 persen, bisa dikatakan di segmen itu ada kita sendiri," tambah Denny.


Penulis : Wahyunanda Kusuma Pertiwi
Editor : Reska K. Nistanto