Polri Khawatir Para Napi Kabur ke Luar Sulawesi Tengah Pascabencana Tsunami

Selasa, 9 Oktober 2018 | 20:23 WIB

Narapidana dan tahanan dikumpulkan di halaman saat terjadi kebakaran di Rumah Tahanan Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018) pasca kerusuhan tahanan. Kerusuhan dipicu permintaan narapidana dan tahanan dibebaskan untuk menemui keluarga yang terkena musibah gempa tidak dipenuhi. Sekitar 100 tahanan dikabarkan melarikan diri.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Narapidana dan tahanan dikumpulkan di halaman saat terjadi kebakaran di Rumah Tahanan Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018) pasca kerusuhan tahanan. Kerusuhan dipicu permintaan narapidana dan tahanan dibebaskan untuk menemui keluarga yang terkena musibah gempa tidak dipenuhi. Sekitar 100 tahanan dikabarkan melarikan diri.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto khawatir, para narapidana yang dibiarkan kembali e

ikut mengevakuasi diri bersama para pengungsi lainnya keluar dari Sulawesi Tengah.

"Semoga bisa cepat dan tidak keluar dari Sulawesi Tengah. Khawatirnya dia ikut ngungsi-ngungsi, kita enggak tahu nih," ujarnya di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (9/10/2018).

Oleh sebab itu, pihaknya sedang berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumkam) soal data para napi untuk segera dilakukan pengejaran.

Baca juga: Kronologi Kepanikan Narapidana di Palu dan Donggala, Air Tanah Merembes hingga Pembakaran

Setyo mengatakan, andaikata data tersebut telah hilang akibat bencana, mereka akan menggunakan teknologi pengenal wajah (facial recognitions) untuk mempermudah pencarian.

"Yang ada datanya kita akan lakukan pengejaran. Sekarang kita juga punya teknologi yang cukup canggih, dengan melihat fotonya kita juga sudah tahu, dengan facial recognition," ucap dia.

Setyo mengatakan pengejaran akan dilakukan secepatnya. Fokus saat ini adalah membuat roda ekonomi di daerah terdampak kembali menggeliat.

Baca juga: Ada Kerusuhan, Rutan Donggala Hangus Dibakar Para Narapidana

Menurut data Direktorat Jenderal Pemasyarakatan per Senin (8/10/2018), sebanyak 1.096 tahanan dan warga binaan masih berada di luar tahanan.

Dari total sebanyak 1.460 tahanan yang keluar saat gempa dan tsunami terjadi di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu, baru 364 tahanan yang melaporkan diri ke posko Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Masing-masing UPT yakni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Palu, Lapas Perempuan Palu, dan Rumah Tahanan (Rutan) Palu. Kemudian, Rutan Donggala, Rutan Parigi, dan LPKA Palu.


Penulis : Devina Halim
Editor : Sabrina Asril