Sekjen PDI-P Sebut Tim Prabowo Gunakan Jasa Konsultan Asing

Jumat, 28 September 2018 | 21:54 WIB

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat ditemui di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/9/2018).Reza Jurnaliston Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat ditemui di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/9/2018).

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto mengklaim bahwa timnya tak menggunakan konsultan asing dalam Pileg 2019.

Hasto justru menyinggung capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang telah menggunakan jasa konsultan asing sejak Pilpres 2014.

"Pak Jokowi-Ma'ruf Amin ini konsisten di dalam menggelorakan martabat dan kebanggaan kita sebagai bangsa, maka kita tidak pakai konsultan asing. Berbeda dengan yang di sana (capres nomor urut 02 Prabowo Subianto) sudah pakai konsultan asing sejak 2014 yang lalu mencoba membangun persepsi baru, 'The New Prabowo'," ujar Hasto di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/9/2018).

Meski demikian, Hasto tak mengungkap identitas konsultan asing yang dimaksud tersebut.

Diketahui dari hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan, isu 'The New Prabowo' yang beberapa kali disampaikan calon wakil presiden Sandiaga Uno, tidak banyak berpengaruh pada dukungan pasangan nomor dua tersebut.

Baca juga: Jubir Prabowo-Sandiaga Sebut Etika Politik Kubu Jokowi-Maruf Rendah

"Hasil survei kemarin juga menunjukkan, upaya-upaya dengan menghadirkan berbagai konsultan itu, ternyata rakyat melihat secara jernih mana pemimpin yang benar-benar hadir apa adanya," tutur Hasto.

Diberitakan sebelumnya, dari hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terhadap 1.200 responden, hanya 13 persen masyarakat yang pernah mendengar dan mengetahui isu 'The New Prabowo'.

Sementara yang menyukai isu tersebut, berada di angka 54,9 persen.

"Hal ini memperlihatkan isu 'The New Prabowo' belum populer, didengar kurang dari 20 persen masyarakat," kata peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, di kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (27/9/2018).

Kompas TV Pasca dukungan Yenny Wahid, tim sukses Joko Widodo-Ma'ruf Amin yakin, 99% suara kelompok nahdlatul ulama, memilih Jokowi-Ma'ruf.




Penulis : Reza Jurnaliston
Editor : Krisiandi