Presiden Korsel Mengaku Sulit Tidur Jelang Pertemuan Trump-Kim Jong Un

Selasa, 12 Juni 2018 | 12:26 WIB

Presiden Korea Selatan Moon Jae In.AFP/ARIS MESSINIS Presiden Korea Selatan Moon Jae In.

SEOUL, KOMPAS.com - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengaku kesulitan tidur menjelang pertemuan bersejarah antara pemimpin Korea Selatan Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (12/6/2018) di Singapura.

"Pertemuan Korea Utara-AS baru saja dimulai. Saya rasa semua perhatian rakyat kita tertuju ke Singapura," katanya dalam rapat kabinet pagi ini.

Sebelum memulai rapat, Moon menyaksikan siaran langsung televisi perjumpaan Trump dan Kim di Hotel Capella, Pulau Sentosa, Singapura.

Baca juga: Jelang Pertemuan Trump-Kim, Hacker Diduga Serang China dan Korsel

"Saya bergabung dengan semua orang yang bersemangat terhadap keberhasilan pertemuan itu untuk mencapai denuklirisasi penuh dan perdamaian," ucap Moon.

"Pertemuan yang akan mengantarkan era baru di antara dua Korea dan AS," imbuhnya.

Straits Times melaporkan, Moon telah bekerja keras sebagai mediator agar AS dan Korut dapat kembali saling bertemu.

Dia juga menekankan deklarasi menuju perdamaian yang permanen di Semenanjung Korea.

Pertemuan Trump dan Kim menjadi sorotan utama bagi Korea Selatan. Hasil dari pembicaraan kedua pemimpin negara itu akan mempengaruhi masa depan Semenanjung Korea.

Wilayah itu terbagi sejak gencatan senjata untuk menghentikan Perang Korea pada 1953.

Kantor berita Yonhap menyebut, pertemuan bersejarah tersebut merupakan kesempatan damai untuk mengakhiri ancaman nuklir Korea Utara.

Sekitar 5.000 polisi dan petugas keamanan diterjunkan untuk mengamankan jalan-jalan utama menuju Hotel Capella.

Pemerintah Singapura klaim mengeluarkan biaya 20 juta dollar Singapura atau sekitar Rp 209 miliar.

Baca juga: Usai Makan Siang, Trump-Kim Menandatangani Kesepakatan

Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyatakan, setengah dari dana tersebut dikeluarkan untuk biaya keamanan.

Menurut Lee, keamanan tidak hanya melibatkan polisi di sekitar lokasi pertemuan, namun juga untuk mengamankan wilayah laut, udara, dan darat.

"Jadi ini operasi yang sangat besar, karena pertemuan kali ini berprofil tinggi dan kami tidak boleh melakukan kesalahan," ucapnya.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Jalan Panjang Menuju pertemuan Trump dan Kim


Penulis : Veronika Yasinta
Editor : Veronika Yasinta