"Kim Jong Un Memohon Agar Pertemuan Singapura Tak Dibatalkan"

Kamis, 7 Juni 2018 | 17:20 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un AFP/Mandel Ngan and Ed Jones Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan wali kota New York yang kini menjadi  pengacara Presiden AS Donald Trump berisiko merusak rencana pertemuan dengan Kim Jong Un di Singapura pekan depan.

Rudy Giuliani, Rabu (6/6/2018) mengatakan, Kim Jong Un memohon kepada Trump agar pertemuan di Singapura itu tetap digelar.

"Kim Jong Un benar-benar memohon agar pertemuan itu dilaksanakan, ini adalah posisi yang ingin kami dapatkan dari dia," kata Giuliani dalam sebuah kesempatan di Tel Aviv, Israel.

Pertemuan Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memang masih dijadwalkan bakal digelar di Pulau Sentosa, Singapura.

Baca juga: Pengusaha AS Ingin Tanggung Ongkos Hotel Kim Jong Un di Singapura

Bahkan, PM Jepang Shinzo Abe terbang ke Washington DC pada Rabu malam untuk membicarakanpersiapan pertemuan itu dengan Donald Trump.

Namun, sejumlah diplomat mengatakan pernyataan Giuliani itu bisa mengganggu pertemuan kedua pemimpin tersebut.

Jan Eliasson, mantan wakil sekjen PBB dan mantan menlu Swedia, adalah salah satu yang mengkhawatirkan dampak pernyataan tersebut.

"Komentar tersebut jelas-jelas tidak akan meningkatkan prospek pertemuan Singapura," ujar Eliasson.

Sementara itu, mantan diplomat Kemenlu AS dan pakar Korea Utara, Evans JR Revere lebih blak-blakan dengan pendapatnya.

"Jika Korea Utara membutuhkan alasan untuk membatalkan pertemuan itu, maka Amerika baru saja memberi alasannya," kata Revere kepada harian The Washington Post.

Namun, dalam wawancaranya dengan Associated Press, Giuliani menolak anggapan komentarnya akan mengganggu atmosfer pertemuan di Singapura pekan depan itu.

Dia mengatakan, Kim Jong Un pasti memahami posisi Amerika Serikat dalam pertemuan itu memang lebih kuat.

"Pernyataan itu menunjukkan bahwa sosok presiden lebih kuat. Dan, Anda tidak akan mendapatkan hasil kecuali dia menerimanya," kata Giuliani.

Giuliani menambahkan, Trump tak punya pilihan untuk membatalkan pertemuan setelah Korea Utara menghina Wapres Mike Pence dan mengancam akan menggunakan nuklir terhadap Amerika.

"Presiden Trump tak bisa menerima itu. Apa yang dia lakukan adalah membatalkan pertemuan," kata Giuliani.

Baca juga: Pulau Lokasi Pertemuan Trump-Kim Jong Un Punya Masa Lalu Kelam

Setelah itu, lanjut dia, Kim Jong Un langsung berubah pikiran, menunjukkan keinginan mendiskusikan denuklirisasi dan meminta agar pertemuan tetap digelar.

"Itu yang saya maksud dengan memohon," Giuliani menegaskan.

Giuliani, yang menjadi pengacara Trump dalam investigasi terkait dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan presiden, menegaskan apa yang dikatakannya adalah pendapat pribadi dan bukan pandangan pemerintah AS.



Penulis : Ervan Hardoko
Editor : Ervan Hardoko