Mahathir Sebut Ada Kecurangan dalam Penghitungan Pemilu Malaysia

Selasa, 29 Mei 2018 | 17:35 WIB

Perdana menteri terpilih Malaysia, Mahathir Mohamad, saat konferensi pers terkait kemenangannya dalam pemilihan umum, di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (10/5/2018). Mahathir Mohamad dari koalisi Pakatan Harapan resmi menjadi perdana menteri ketujuh Malaysia usai mengalahkan perdana menteri petahana Najib Razak dari koalisi Barisan Nasional.AFP PHOTO/ROSLAN RAHMAN Perdana menteri terpilih Malaysia, Mahathir Mohamad, saat konferensi pers terkait kemenangannya dalam pemilihan umum, di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (10/5/2018). Mahathir Mohamad dari koalisi Pakatan Harapan resmi menjadi perdana menteri ketujuh Malaysia usai mengalahkan perdana menteri petahana Najib Razak dari koalisi Barisan Nasional.

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyebut ada kecurangan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 9 Mei lalu.

Diwartakan Channel News Asia Senin (28/5/2018), koalisi Pakatan Harapan yang dipimpinnya memang menjadi pemenang dengan merengkuh 112 dari 222 kursi parlemen.

Namun, Mahathir berkata terdapat kandidat dari koalisi, termasuk Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), tidak menang karena ada suara tidak sah di beberapa daerah pemilihan.

Baca juga: Mahathir Mohamad: Hak-hak Warga Minoritas Malaysia Bakal Dilindungi

"Di sejumlah kasus, suara yang tidak sah itu mencapai 700-800. Jangan katakan kepada saya warga Malaysia sebodoh itu," ujar Mahathir.

PM 92 tahun tersebut mengaku koalisinya masih menghitung berapa banyak kursi yang hilang akibat klaim kecurangan dalam pemilu itu.

"Saya masih belum bisa memastikannya. Selain dari Bersatu, keluhan juga datang dari anggota koalisi lain," bebernya.

PM yang pernah menjabat di periode 1981-2003 itu tidak menampik ataupun mengiyakan ketika ditanyakan apakah Ketua Pemilu (EC), Hashim Abdullah, bakal diganti.

Dia menjawab, koalisi masih menunggu penghitungan akhir berapa banyak mereka kehilangan kuris dalam Pemilu ke-14 tersebut sebelum mengambil tindakan.

"Saya memahami jika dia (Hashim) berniat mundur. Namun, jika dia melakukannya dan ditemukan bukti pelanggaran, tindakan bakal menggunakan hukum yang berlaku," tegasnya.

Lebih lanjut, Mahathir menyatakan koalisi Pakatan Harapan juga mendiskusikan adanya permintaan bergabung dari mantan anggota Organisasi Nasional Malay Bersatu (UMNO).

Selain itu, mereka juga membahas berbagai isu setelah pemilu, maupun langkah setelah mantan Perdana Menteri Najib Razak tergusur dari kekuasaan.

Baca juga: Mahathir Batalkan Proyek KA Cepat Singapura-Kuala Lumpur


Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo