Korea Utara Dilaporkan Bakal Hancurkan Situs Nuklirnya Besok

Rabu, 23 Mei 2018 | 22:14 WIB

Para jurnalis asing berkumpul di sebuah hotel di Wonsan Selasa (22/5/2018). Mereka bersiap meliput penutupan situs nuklir Korea Utara di Punggye-ri yang dilaporkan bakal terjadi Kamis (24/5/2018).AP via Yonhap Para jurnalis asing berkumpul di sebuah hotel di Wonsan Selasa (22/5/2018). Mereka bersiap meliput penutupan situs nuklir Korea Utara di Punggye-ri yang dilaporkan bakal terjadi Kamis (24/5/2018).

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara (Korut) menyatakan, penghancuran situs nuklir di Punggye-ri bakal dilakukan Kamis (24/5/2018) jika cuaca memungkinkan.

Pernyataan tersebut disampaikan seorang pejabat Korut kepada rombongan jurnalis negara asing yang diundang untuk meliput penghancuran situs tersebut.

"Jika cuacanya mendukung besok (Kamis), kami bakal melakukannya," kata pejabat itu dilansir dari Yonhap Rabu (23/5/2018).

Korut telah mengatakan bakal meledakkan terowongan bawah tanah dan fasilitas penunjang Punggye-ri yang terletak di Kilju, Provinsi Hamgyong Utara.

Baca juga: Korut Janji Bongkar Situs Uji Coba Nuklir, Trump Ucapkan Terima Kasih

Karena itu, mereka mengundang jurnalis asing yang berasal dari Amerika Serikat (AS), China, Rusia, serta Inggris.

Mereka menginap di Wonsan, dan bakal menaiki kereta khusus ke Stasiun Jaedok yang berjarak sekitar 416 kilometer.

Yonhap melaporkan, mengingat kondisi rel Korut yang tidak bagus, maka kereta hanya bisa melaju hingga kecepatan 35 kilometer per jam, dan membuat lama perjalanan 12 jam.

Setibanya di Jaedok, para jurnalois bakal menaiki mobil, dan menempuh perjalanan sejauh 21 kilometer sebelum sampai di Punggye-ri.

Korea Selatan (Korsel) melalui juru bicara Kementerian Unifikasi Baik Tae Hyun menyambut baik langkah Korut untuk menutup situs nuklirnya.

"Kami berharap penutupan ini menjadi langkah awal untuk melakukan denuklirisasi secara mulus," kata Baik dalam konferensi pers.

Keputusan untuk menghancurkan situs nuklir itu terjadi jelang pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong Un di Singapura 12 Juni mendatang.

Namun, muncul keraguan akan pertemuan tersebut setelah Korut melalui KCNA mengancam bakal membatalkan agenda itu.

Korut merasa tersinggung dengan Pensihat Keamanan Nasional John Bolton yang menyatakan hanya model Libya yang cocok diterapkan di Korut.

Korut juga sempat membatalkan agenda pertemuan dengan Korsel yang sejatinya bakal digelar pada Rabu pekan lalu (16/5/2018).

Sebabnya, pada pekan sebelumnya, Korsel dan AS menggelar latihan gabungan bersandi "2018 Max Thunder", dan melibatkan 100 pesawat tempur.

Sejak Oktober 2006, lima di antara enam uji coba nuklir Korut dilakukan di Punggye-ri. Uji coba terakhir terjadi pada 3 September 2017.

Saat itu, Korut mencoba bom hidrogen (termonuklir) yang diklaim sebagai senjata terkuat mereka.

Baca juga: Mengenal Punggye-ri, Situs Uji Coba Nuklir Korea Utara yang Misterius


Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo