BKSDA Riau Teliti Kesamaan Harimau Sumatera yang Tewaskan Dua Warga Indragiri Hilir

Minggu, 11 Maret 2018 | 21:55 WIB

Harimau betina yang tertangkap kamera petugas BKSDA Riau.Kontributor Kompas TV Pekanbaru, Citra Indriani Harimau betina yang tertangkap kamera petugas BKSDA Riau.

PEKANBARU, KOMPAS.com - Pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, hingga kini masih berupaya menangkap harimau sumatera yang menerkam Yusri Effendi.

Bahkan, harimau sumatera itu juga masih diteliti apakah harimau ini sama dengan yang memangsa Jumiati, harimau yang diberi nama Bonita.

Humas BBKSDA Riau, Dian Indriati mengatakan tim gabungan sudah berada di lokasi konflik harimau dengan manusia di Dusun Sinar Danau Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir (Inhil), Riau.

"Harimaunya masih diteliti kembali melalui identitas lorengnya, apakah Bonita atau harimau sumatera lainnya," kata Dian.

Baca juga : Harimau Sumatera di Riau Kembali Serang Manusia, Seorang Pekerja Bangunan Tewas

Dian mengatakan, tim melihat harimau yang menerkam Yusri. Namun karena hari sudah gelap, sehingga tidak begitu kelihatan belang 'datuk' tersebut.

Sementara itu, Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, mengaku setelah mendapat laporan mengenai harimau yang menyerang warga, tim langsung menuju Kampung Danau dan tiba sekitar 17.00 WIB.

"Bius sudah disiapkan saat itu. Namun jarak tembak tidak maksimal, sehingga penembakan bius dibatalkan," kata Suharyono pada Minggu (11/3/2018).

Selanjutnya, harimau bergerak sekitar 100 meter menuju kebun sawit. Namun, sesampainya di dekat pembangunan sarang walet, tim turun ke bawah di samping rumah milik bidan.

Pada saat harimau berada di bawah bangunan sarang walet yang baru, empat orang pekerja bangunan masih bekerja.

"Sekitar lima menit, harimau bergerak ke sebuah bangunan sarang walet yang lama yang berjarak sekitar 50 meter dari bangunan sarang walet yang baru," kata Suharyono.

Baca juga : Tingkah Laku Harimau yang Memangsa Jumiati Berubah, Ini Penyebabnya

Tim perlahan mundur karena harimau semakin mendekat. Namun, empat orang pekerja bangunan yakni Yusri (korban), Rusli, Indra, dan Syahran justru mendekati arah harimau.

Empat pekerja telah diarahkan warga agar pulang melewati arah sungai dan menjauh dari harimau tersebut.

"Pekerja tanpa sepengetahuan tim dan warga mengarah ke posisi harimau. Di saat itulah harimau langsung menyerang. Jarak tim dari pekerja sekitar 200 meter. Setelah mendengar teriakan, barulah tim mendekat," cerita Suharyono.

Dia mengatakan, hari sudah malam sehingga tidak bisa membantu pekerja tersebut. Warga langsung menjemput pada pekerja lewat sungai.

"Yang ditemukan cuma tiga orang pekerja. Satu orang lagi, Yusri, terpisah dengan kawannya," ujar Suharyono.

Lalu, tim gabungan dan warga beramai-ramai mencari Yusri. Sekitar 15 menit pencarian, akhirnya Yusri ditemukan di semak-semak berair dalam kondisi tak sadarkan diri.

Baca juga : Kasus Sumut Bukti Konflik Manusia-Harimau, Bagaimana Pencegahannya?

"Saat diangkat ke pinggir sungai, ditemukan luka yang cukup parah di bagian leher diduga diterkam harimau. Selanjutnya korban dilarikan ke klinik terdekat," jelas Suharyono.

Diberitakan sebelumnya, Yusri Effendi warga Kabupaten Pelalawan tewas diterkam harimau saat bekerja ke Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran, Inhil, Sabtu (10/3/2018) malam.

Lokasi tewasnya Yusri, tidak jauh dari kejadian harimau menerkam Jumiati pada 2 Januari 2018 lalu.

Pihak BBKSDA Riau, belakang sudah sering berjumpa dengan harimau yang menerkam Jumiati yang diberi nama Bonita.

Namun, petugas belum berhasil melakukan penangkapan atau observasi terhadap Bonita, meski berbagai upaya telah dilakukan.


Penulis : Kontributor Kompas TV Pekanbaru, Citra Indriani
Editor : Amir Sodikin