Bang Ocid, Sopir Angkot Tanah Abang, dan Tuntutan Jalan Jatibaru Dibuka

Kamis, 8 Maret 2018 | 06:28 WIB

Sopir angkot Tanah Abang, Abdul Rosyid, usai memberi surat somasi untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota, Rabu (7/3/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Sopir angkot Tanah Abang, Abdul Rosyid, usai memberi surat somasi untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota, Rabu (7/3/2018).

JAKARTA, KOMPAS.com - Suara protes sopir angkot Tanah Abang atas penutupan Jalan Jatibaru Raya, Jakarta Pusat, tidak lepas dari sosok Abdul Rosyid.

Pria yang akrab disapa Bang Ocid ini merupakan sopir angkot M08 jurusan Tanah Abang-Kota yang kerap ikut berdemo dan memprotes penataan Tanah Abang.

Sebagai sopir yang biasa mencari nafkah di kawasan itu, Bang Ocid merasa dirugikan karena tidak bisa melintasi Jalan Jatibaru lagi.

Baca juga: Terkait Tanah Abang, Mantan Wagub DKI Minta Sandi Jangan Ganggu Jalan

Puluhan sopir angkot Tanah Abang menolak sejumlah syarat program OK Otrip yang dianggap memberatkan, Kamis (22/2/2018).KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Puluhan sopir angkot Tanah Abang menolak sejumlah syarat program OK Otrip yang dianggap memberatkan, Kamis (22/2/2018).
Rabu (7/3/2018) kemarin, ia menyambangi Balai Kota DKI Jakarta dan mengklaim sebagai perwakilan sopir angkot Tanah Abang.

Ocid tidak sendiri. Dia datang bersama para advokat dari Perkumpulan Advokat Kebijakan Publik untuk Masyarakat Indonesia (PAKUBUMI).

Tujuannya satu, memberikan surat somasi yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ocid meminta Anies merespons somasinya dengan membuka Jalan Jatibaru.

Baca juga: Disomasi Sopir Angkot Tanah Abang, Dishub Upayakan Percepat Solusi

"Kalau keputusan itu tidak digubris, saya akan masuk langsung ke pengadilan," katanya.

Pernah ke Polda

Abdul Rosyid, perwakilan sopir angkot Tanah Abang saat menyambangi SPKT Polda Metro Jaya, Rabu (28/2/2018).KOMPAS.com/Sherly Puspita Abdul Rosyid, perwakilan sopir angkot Tanah Abang saat menyambangi SPKT Polda Metro Jaya, Rabu (28/2/2018).
Upaya Ocid membuka Jalan Jatibaru itu tidak hanya sekali dilakukan.

Beberapa waktu lalu, dia pernah mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya untuk mengadukan kebijakan penataan Tanah Abang.

Ocid sudah dua kali mendatangi Polda Metro Jaya. Namun, kedua laporan itu ditolak polisi.

Baca juga: Sopir Angkot Tanah Abang yang Tak Ikut OK Otrip Dialihkan ke Rute Lain

"Ditolak lagi. Apa bedanya saya dengan advokat (Jack Boyd Lapian) waktu itu? Apa karena kami hanya sopir angkot lalu keluhan kami ditolak polisi?" ujar Ocid.

Ocid dan teman-temannya sebenarnya pernah difasilitasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dinas Perhubungan sudah menawarkan mereka solusi bergabung OK Otrip.

"Kemarin ketemu Pemprov cuma dikasih solusi ikut OK Otrip, kami tidak sepakat. Kami lihat OK Otrip saja di mana-mana banyak yang tidak lancar, kan," katanya.

Baca juga: Sopir Angkot Tanah Abang Sampaikan Somasi untuk Anies di Balai Kota

Demo dan akhirnya bertemu Sandi

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno saat rapat dengan sopir angkot Tanah Abang di Balai Kota, Jumat (2/2/2018).Kompas.com/Akhdi Martin Pratama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno saat rapat dengan sopir angkot Tanah Abang di Balai Kota, Jumat (2/2/2018).
Sebelum melakukan pelaporan dan somasi, Ocid sudah mengikuti demo pembukaan Jalan Jatibaru Raya di Balai Kota. Setelah demo berkali-kali, Ocid dan beberapa rekan sopirnya dari berbagai trayek mendapat kesempatan bertemu Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

Sandiaga dan sopir angkot Tanah Abang melakukan rapat tertutup di ruang rapim pada Rabu, 31 Januari 2018.

Pertemuan saat itu hanya belanja masalah. Sandiaga ketika itu memahami mereka mengharapkan keadilan.

Baca juga: Sandiaga Akan Merilis Survei Penataan Tanah Abang Pekan Ini

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menemui sopir angkot Tanah Abang yang protes penutupan Jalan Jatibaru, Jumat (2/2/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menemui sopir angkot Tanah Abang yang protes penutupan Jalan Jatibaru, Jumat (2/2/2018).
PKL Jatibaru memerlukan tempat mencari nafkah, tetapi mereka juga membutuhkan Jalan Jatibaru untuk hal yang sama.

"Mereka menghargai bahwa pedagang itu perlu dikasih makan. Namun, mereka ingin keadilan, keadilan ini sekarang hanya untuk para pedagang," ujar Sandiaga.

Ia mengundang para sopir Tanah Abang kembali pada 2 Februari. Hasil pertemuannya, para sopir dan pengusaha angkot sepakat mendukung percepatan program OK Otrip.

Baca juga: Tanah Abang Akan Dibangun Sky Bridge, Sandiaga Tak Bisa Pastikan soal Jalan Jatibaru

Alih-alih setuju, sesai konferensi pers, mereka bahkan swafoto dengan Sandiaga.

Namun, pada akhirnya mereka lagi-lagi berdemo menolak OK Otrip.

Tidak sesuai

Sopir angkot dan pengusaha angkot Tanah Abang foto bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno usai menyepakati OK Otrip, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (2/2/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Sopir angkot dan pengusaha angkot Tanah Abang foto bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno usai menyepakati OK Otrip, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (2/2/2018).
Ada alasan kenapa sopir angkot seperti Ocid kembali memprotes kebijakan Tanah Abang sekaligus OK Otrip.

Ocid menilai solusi OK Otrip yang ditawarkan merugikan sopir angkot.

Program OK Otrip menargetkan perjalanan 190 kilometer, sedangkan Tanah Abang adalah rute pendek. Ocid dan sopir angkot lain merasa tidak bisa mencapai target itu.

Baca juga: Polisi Panggil Pelapor Anies Baswedan soal Tanah Abang Hari Ini

Para pengemudi angkutan umum berbagai jurusan Tanah Abang melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/1/2018). Mereka tidak terima dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang menutup ruas jalan demi pedagang kaki lima.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Para pengemudi angkutan umum berbagai jurusan Tanah Abang melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/1/2018). Mereka tidak terima dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang menutup ruas jalan demi pedagang kaki lima.
Saat rapat dengan Dishub DKI, target perjalanan sudah diturunkan menjadi 170 kilometer. Ocid mengatakan, target itu juga sulit dipenuhi.

"Tetap saja enggak sampai target. Sejago-jagonya saya, saya sopir M08 ya, itu 110-120 kilometer (per hari)," katanya.

Ocid juga mempermasalahkan jumlah unit angkot. Menurut dia, hanya 90 unit angkot pada rutenya yang diikutsertakan OK Otrip. Padahal, ada 260 unit angkot M08.

Baca juga: Kepada Sandiaga, Pedagang di Klender Minta Diperlakukan seperti PKL Tanah Abang

"Sisa armadanya mau dibeli atau bagaimana? Program ini harus jelas," ujar Ocid.

Dia menilai Pemprov DKI belum selesai menyiapkan program OK Otrip.

Akibatnya, banyak hal-hal teknis yang tidak bisa diterima masyarakat di bawah.

"Pemerintah mengeluarkan program ini sudah harus klop, sudah tinggal kami terima bersih. Bukan yang banyak ganjalan di bawah," katanya.

Kompas TV Wakil gubernur Sandiaga Uno menawarkan program Ok-Otrip bagi para sopir, salah satunya berupa gaji bulanan.



 


Penulis : Jessi Carina
Editor : Kurnia Sari Aziza