Proses Rekruitmen Lama Bikin Pencari Kerja Kecewa pada Perusahaan Besar

Rabu, 22 November 2017 | 10:00 WIB

Para pencari kerja mulai memadati acara yang diadakan Kompas.com yaitu Shift di Senayan City, Jakarta, Sabtu (14/10/2017). Acara ini  mengusung tema Digital Transformation and Talent Search dengan menghadirkan sekitar 50 perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Para pencari kerja mulai memadati acara yang diadakan Kompas.com yaitu Shift di Senayan City, Jakarta, Sabtu (14/10/2017). Acara ini mengusung tema Digital Transformation and Talent Search dengan menghadirkan sekitar 50 perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan.

SINGAPURA, KOMPAS.com - Melamar kerja seringkali harus dilalui dengan proses yang panjang dan lama. Proses ini pun tidak jarang membuat para pelamar kerja merasa putus asa hingga akhirnya menyerah dan melamar atau menerima pekerjaan di perusahaan lain.

Langkah-langkah yang harus dilalui dalam melamar kerja adalah pertama, proses aplikasi. Kemudian, pelamar harus menunggu panggilan wawancara dan kerap harus menjalani beberapa tahapan wawancara sebelum akhirnya diputuskan diterima di perusahaan tersebut atau tidak.

Pada akhirnya, hasilnya seringkali tidak sesuai dengan keinginan. Dalam kondisi ini, tidak mengherankan banyak pelamar yang akhirnya merasa kalah dalam pertarungan atau bahkan kecewa terhadap perusahaan.

Sebuah survei yang dipublikasikan baru-baru ini menemukan bahwa satu dari dua pelamar kerja menyatakan mereka membangun kesan negatif terhadap perusahaan prospektif. Ini terjadi apabila proses perekrutan berjalan lebih lama dan panjang dari yang diperkirakan.

Baca juga : Kemnaker: Job Fair Tidak Boleh Pungut Bayaran terhadap Pencari Kerja

Survei bertajuk Randstad Candidate Expectations Survey 2017 melakukan jajak pendapat terhadap 2.000 responden di Singapura, Malaysia, dan Hong Kong pada September 2017 lalu.

Dalam survei itu juga ditemukan bahwa 89 persen pencari kerja cenderung akan menolak pekerjaan bila prosesnya memakan waktu lebih dari sebulan.

Faktanya, proses perekrutan yang efektif sangat berarti bagi para pencari kerja ketimbang faktor lainnya seperti reputasi perusahaan dan lingkungan kerja.

Temuan dalam survei tersebut menekankan pentingnya organisasi dalam mengembangkan proses rekrutmen yang memprioritaskan kebutuhan pencari kerja. 

"Pencari kerja memprioritaskan pengembangan karier mereka sendiri selama proses pencarian," ujar Michael Smith, direktur pelaksana Randstad Singapura, Hong Kong, dan Malaysia seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (22/11/2017).

Terkait hal tersebut, imbuh Smith, maka perusahaan harus mengadopsi pendekatan berbasis kebutuhan dalam proses perekrutan. Caranya adalah dengan mengedepankan tujuan karier para pelamar kerja.

Sepertiga pencari kerja menyatakan, "sentuhan manusia" penting dalam proses perekrutan. Aspek ini tercermin dalam tiga elemen, yakni komunikasi, interaksi personal, dan sang perekrut atau manajer perekrutan.

Adapun elemen yang tidak terlalu diperhatikan oleh pencari kerja adalah kehadiran perusahaan secara daring dan lingkungan kerja.

Kompas TV Episode Siapa Siap Datang Jakarta - Jejak Kasus




Penulis : Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : Aprillia Ika