Risma dan Upayanya Menjaga Daya Beli Masyarakat

Kamis, 5 Oktober 2017 | 19:29 WIB

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Universitas Indonesia, Depok, Kamis (5/10/2017).Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Universitas Indonesia, Depok, Kamis (5/10/2017).

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan rendahnya daya beli masyarakat tak terjadi di kota yang dipimpinnya. Menurut dia, daya beli masyarakat Surabaya tetap tinggi. Hal itu, lanjut dia, terbukti dari pasar hingga pusat perbelanjaan yang selalu ramai pengunjung.

"Jadi enggak ada di Surabaya," kata perempuan yang akrab disapa Risma tersebut di Universitas Indonesia, Depok, Kamis (5/10/2017).

Risma menjelaskan, jika kemampuan daya beli masyarakat meningkat, otomatis tingkat belanja juga semakin tinggi. Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah kota Surabaya mencoba memberdayakan pedagang-pedagang kecil. Contohnya pedagang kaki lima (PKL) di Surabaya tidak diusir, namun direlokasi ke tempat lain.

"Kalau dulu mungkin dia cuma bisa jualan malam hari. Dengan ditempatkan di tempat yang sah, dia enggak diusir dan bisa jualan siang malam. Jadi waktunya lebih banyak untuk jualan," kata Risma.

Selain itu, Risma juga berupaya menghidupkan denyut nadi toko kelontong di Surabaya. Risma mendata pemilik toko kelontong yang ada di Surabaya dan memberi akses ke distributor. Dengan demikian, pemilik toko kelontong bisa mendapatkan barang-barang lebih murah.

Upaya lain yang dilakukan Risma untuk tetap menjaga daya beli masyarakat adalah dengan menyelenggarakan pasar murah di Surabaya.

Ketika harga komoditas di pasaran naik, pemerintah kota Surabaya menggelar pasar murah di 10 lokasi tiap harinya.

"Untuk event tertentu seperti bulan puasa atau Natal, saya gelontorkan daging (untuk dijual di pasar murah), sehingga harga daging (di pasaran) enggak naik, karena suplai terjamin. Contohnya untuk pasokan daging Lebaran tahun depan, sudah saya sudah stok mulai dari sekarang," kata Risma.


Penulis : Kurnia Sari Aziza
Editor : Muhammad Fajar Marta