Harga Saham Anjlok karena Gudang Beras Digerebek, PT Tiga Pilar Gelar "Public Expose"

Senin, 24 Juli 2017 | 12:49 WIB

Polisi menyegel gudang penyimpanan beras yang dipalsukan kandungan karbohidratnya dari berbagai merk di gudang beras PT Indo Beras Unggul, di kawasan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/7/2017) malam. Tim Satgas Pangan melakukan penggerebekan gudang dan ditemukan beras yang dipalsukan kandungan karbohidratnya sebanyak 1.162 ton dengan jenis beras IR 64 yang akan dijadikan beras premium yang nantinya akan dijual kembali dengan harga tiga kali lipat di pasaran, sehingga Pemerintah mengalami kerugian hingga Rp 15 triliun. ANTARA FOTO/Risky Andrianto Polisi menyegel gudang penyimpanan beras yang dipalsukan kandungan karbohidratnya dari berbagai merk di gudang beras PT Indo Beras Unggul, di kawasan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/7/2017) malam. Tim Satgas Pangan melakukan penggerebekan gudang dan ditemukan beras yang dipalsukan kandungan karbohidratnya sebanyak 1.162 ton dengan jenis beras IR 64 yang akan dijadikan beras premium yang nantinya akan dijual kembali dengan harga tiga kali lipat di pasaran, sehingga Pemerintah mengalami kerugian hingga Rp 15 triliun.

JAKARTA, KOMPAS.com - Saham PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk selaku induk usaha dari PT Indo Beras Unggul (IBU) yang digerebek polisi, terjun bebas hingga mendekati 25 persen pada Jumat (21/7/2017) lalu.

Saham emiten berkode AISA itu tepatnya turun 24,92 persen di posisi Rp 1.205 atau turun 400 poin dari perdagangan pada pagi yang masih berada di Rp 1.605 per saham.

Bahkan pada siang ini, saham emiten berkode AISA ini masih melanjutkan pelemahan. Di akhir sesi I, saham Tiga Pilar melemah 4,98 persen di posisi Rp 1.145 per saham.

Menanggapi itu, Direktur Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk, Sjambiri Lioe mengatakan bahwa pihaknya akan segera menggelar public expose esok hari, Selasa (25/7/2017) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Public expose besok. Jamnya pagi seinget saya. Di sini saya mengisi acara karena punya pengalaman go public," kata Sjambiri di Jakarta, Senin (24/7/2017).

Sementara itu, Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengatakan bahwa atas persoalan tersebut pihaknya tidak ikut campur.

"Apakah ada dampak kepada kelangsungan hidup perseroan. Ternyata dari persentasi penghasilan, ini kan anak perusahaan tidak terlalu berdampak," kata Tito.

Saat ini pihaknya juga tengah mempelajari kasus yang tengah menjerat emiten AISA itu untuk menentukan kebijakan selanjutnya.

"Kami lagi pelajari, kami minta mereka selambat-lambatnya besok public expose biarkan investor yang memutuskan," tutup Tito.

Sebelumnya, analis First Capital David Nathanael memprediksi kasus yang menghantam AISA akan membuat kinerja perusahaan menjadi pincang. Karena itu, dia menghitung, harga saham AISA bisa turun mencapai Rp 1.000 per lembar saham.

Ia pun menyarankan investor untuk menjual kepemilikan saham AISA terlebih dulu, meskipun rugi, terlepas dari salah atau tidaknya PT IBU. Meski sebelum ada kasus ini, David cukup merekomendasikan saham ini.

Namun, David tak bisa memprediksi bagaimana setelah kasus ini selesai. Meskipun kinerjanya membaik, mungkin orang masih menaruh ketidakpercayaan pada perusahan ini.


Penulis : Moh. Nadlir
Editor : Bambang Priyo Jatmiko