Tolak Radikalisme, Mahasiswa dan Rektor di NTT Gelar Deklarasi

Kamis, 11 Mei 2017 | 13:03 WIB

Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere Ribuan mahasiswa, rektor dan Dosen di Nusa Tenggara Timur (NTT) deklarasi menolak paham radikalisme masuk kampus yang digelar di Taman Nostalgia, Kota Kupang, Kamis (11/5/2017)

KUPANG, KOMPAS.com - Tolak Radikalisme Masuk Kampus, Ribuan Mahasiswa dan Dosen dari 16 perguruan Tinggi di NTT Gelar Deklarasi Sebanyak 1.000 lebih mahasiswa dari 16 universitas dan perguruan tinggi di Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar deklarasi menolak paham radikalisme masuk kampus di Taman Nostalgia, Kota Kupang, Kamis (11/5/2017).

Acara deklarasi menolak paham radikalisme dan intoleransi itu dipimpin langsung oleh 16 rektor dan ratusan dosen dari berbagai universitas yang ada di provinsi yang berbatasan dengan negara Timor Leste dan Australia itu.

Pantauan Kompas.com, kegiatan deklarasi itu diisi dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan sambil memegang balon berwarna warni dan juga aksi teatrikal oleh para mahasiswa.

Setelah itu, pembacaan pernyataan sikap yang langsung dibacakan oleh Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang Fredrik L Benu.

Para rektor dari Komunitas Perguruan Tinggi juga menandatangi kesepakatan bersama untuk menjaga keutuhan NKRI.

Menurut Benu, aksi ini digelar karena Indonesia tengah diperhadapkan dengan persoalan besar menyangkut keutuhan bangsa dan negara. Kebinekaan dan eksistensi NKRI sedang ‘digugat’ sekelompok kecil elemen bangsa karena kepentingan sesaat yang pragmatis dan egoisme.

Dalam tuntutannya, lanjut Fred, Komunitas perguruaan Tinggi menyatakan sikap melanjutkan legasi pembangunan bangsa demi tegaknya dan langgengnya NKRI, dan menolak segala bentuk inteloreansi dan radikalisme di semua perguruan tinggi di daerah ini.

“Kami komunitas perguruan tinggi di NTT, menolak segala bentuk intoleransi dan radikalisme di semua kampus perguruan tinggi negeri dan swasta di NTT,” tegasnya.

Baca juga: Benih Radikalisme Mulai Masuki Sekolah


Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere
Editor : Erlangga Djumena