Jembatan Tua Ambruk, 1 Pelajar Tewas, 1 Hanyut Terbawa Banjir

Kamis, 30 Maret 2017 | 22:04 WIB

Shutterstock Ilustrari tenggelam.

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Mindra Kefi (16) pelajar Kelas II SMA di Desa Maubesi, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) ditemukan tewas terseret banjir.

Sedangkan Fernando Funan (14) pelajar kelas I SMP di wilayah itu, hingga belum ditemukan setelah hanyut terbawa banjir.

Kepala Bidang Humas Polda NTT AKBP Jules Abraham Abast mengatakan, kedua pelajar itu hanyut terbawa banjir di kali Bibase Maubesi. Kejadian bermula ketika Mindra bersama adiknya, Sulfensius, pergi ke Jembatan Kene Bibase, Desa Maubesi untuk melihat banjir dari atas jembatan.

Setibanya di lokasi, Mindra dan Sulfensius melihat anak lainnya, termasuk Fernando Funan di atas jembatan. Melihat anak-anak itu, adik kakak ini pun ikut berdiri di atas jembatan.

(Baca juga: Kapal Motor yang Tenggelam di NTT Mengangkut 200 Es Batangan)

 

Tak berselang lama, banjir menerjang jembatan tua tersebut sehingga mulai goyah. Spontan, Sulfensius dan anak-anak lainnya lari keluar dari jembatan. Sedangkan Mindra dan Fernando masih berdiri di atas jembatan ketika jembatan itu akhirnya roboh dan keduanya hanyut terbawa banjir.

“Jasad Mindra ditemukan tadi sore oleh Marianus Ordi Muti (21) di Kali Obe Desa Fafinesu A, Kecamatan Insana Fafinesu yang jaraknya sekitar tiga kilometer dari lokasi kejadian. Jenazahnya sudah dibawa ke rumah duka,” ujar Jules kepada Kompas.com, Kamis (30/3/2017).

(Baca juga: 5 Korban Kapal Tenggelam di Malaysia Telah Dipulangkan ke NTT)

 

Saat ditemukan, lanjut Jules, kondisi tubuh Mindra penuh luka lecet di pipi kiri dan telinga kiri mengeluarkan darah serta luka robek pada paha bagian kiri.

“Sampai saat ini masih dilakukan pencarian terhadap Fernando. Tempat kejadian ini adalah jembatan tua yang sudah sekitar 40 tahun tidak digunakan lagi,” tutupnya.


Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere
Editor : Reni Susanti