Potensi Garam di NTT Sangat Besar untuk Dikembangkan

Selasa, 28 Februari 2017 | 20:35 WIB

Kontributor Demak, Ari Widodo Ilustrasi: Dua pekerja memasukan garam ke zak , hasil produksi petani garam Desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Demak , Rabu (1/2/2017)

KUPANG, KOMPAS.com - Potensi garam di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini besar untuk dikembangkan karena iklim di wilayah itu sangat mendukung.

Gubernur NTT Frans Lebu Raya kepada sejumlah wartawan di Kupang, Selasa (28/2/2017) mengatakan, cuaca di wilayah NTT yang panas dalam rentang waktu yang lama, cocok untuk pengembangan garam.

“Peluang investasi untuk produksi garam di NTT ini sangat terbuka dan potensial untuk digarap dan dikembangkan karena musim panas di NTT ini dalam setahun bisa delapan bulan bahkan sampai Sembilan bulan,” kata Lebu Raya.

Saat ini lanjut Lebu Raya, PT Garam Indonesia Persero sedang membuka pabrik garam di Bipolo Kabupaten Kupang dengan luas lahan hingga 400 hektar dengan nilai investasi Rp 4,5 miliar dan dikembangkan hingga Rp 10 miliar.

Selain di Bipolo, sejumlah wilayah lainnya di NTT juga ikut memproduksi garam seperti di Kabupaten Nagekeo dengan lahan potensial 2.500 hektar, Rote 1.000 hektar, Kabupaten Timor Tengah Utara 1.070 hektar, Sumba Timur 10.014 hektar, dan Malaka 2.000 hektar, serta Sabu Raijua 700 hektar.

“NTT memiliki garis pantai mencapai 5.700 kilometer, sehingga bisa dikembangkan investasi garam dalam jangka panjang,”ucapnya.


Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere
Editor : Bambang Priyo Jatmiko