Duterte: Tak Suka dengan Kebijakan Saya, Pengusaha Asing Silakan Hengkang

Rabu, 26 Oktober 2016 | 11:46 WIB

TOSHIFUMI KITAMURA / AFP Presiden Filipina Rodrigo Duterte disambut Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida saat menghadiri jamuan makan malam di sebuah restoran di Tokyo.

TOKYO, KOMPAS.com - Presiden Rodrigo Duterte, Selasa (25/10/2016), memperingatkan para pengusaha asing untuk hengkang dari Filipina jika tak nyaman dengan kebijakan perang melawan narkoba.

Sebelum memulai kunjungannya ke Tokyo, Jepang, Duterte mengungkapkan kemarahan terhadap komentar yang dikeluarkan wakil menteri luar negeri AS Daniel Russel.

Russel menyebut bahwa retorika dan kebijakan perang melawan narkoba yang dikobarkan Duterte tak berdampak bagus bagi dunia bisnis.

"Orang-orang Amerika ini sungguh gila," kata Duterte sambil memegang surat kabar yang memberitakan pernyataan Russel.

"Russel mengatakan 'Pernyataan Duterte membuat komunitas bisnis khawatir'. Kalau begitu silakan berkemas dan pergi. Kami akan baik-baik saja," ujar Duterte.

Duterte lalu terbang ke Jepang, salah satu sekutu AS di Asia, untuk kunjungan kerja selama tiga hari untuk memperkuat hubungan dagang kedua negara yang tahun lalu bernilai lebih dari 18 miliar dolar AS.

"Dengan Jepang sebagai rekan dagang terbesar Filipina, saya akan mengusahakan penguatan dan peningkatan kerja sama ekonomi kedua negara," ujar presiden berusia 71 tahun itu.

"Saya berencana bertemu dengan para pemimpin bisnis Jepang. Saya akan katakan bahwa Filipina sangat terbuka untuk bisnis," kata Duterte.

Setibanya di Tokyo, Duterte langsung menuju ke sebuah hotel untuk bertemu dengan komnunitas Filipina di Jepang.

Di dalam acara itu, kembali Duterte mengeluarkan pernyataan keras terhadap Amerika Serikat.

"Saya tak ingin bertikai. Namun, orang-orang Amerika bodoh ini, Anda tahu orang Amerika gemar mem-bully...mereka itu hama," ujar Duterte.

Namun, untuk Jepang, Duterte tak segan mengeluarkan pujian.

"Jepang selalu menjadi penolong Filipina. Faktanya, Jepang selalu menjadi negara yang baik," kata Duterte, mengutip bantuan Jepang dalam pembangunan bandara dan jalan raya.

Namun, dikhawatirkan kritikan keras Duterte terhadap AS yang menjamin keamanan Jepang di kawasan itu bisa menjadi bumerang bagi Filipina.

Duterte dijadwalkan bertemu PM Shinzo Abe dan beraudiensi dengan Kaisar Akihito.  


Penulis :
Editor : Ervan Hardoko