Awal Pekan, Penguatan Rupiah Diprediksi Tertahan Sentimen Global

Senin, 19 September 2016 | 08:30 WIB

SHUTTERSTOCK Ilustrasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penguatan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang terjadi pada pekan kemarin diperkirakan akan tertahan sentimen dari AS berupa perbaikan data inflasi dan sikap Departemen Kehakiman AS terkait gugatan perdata Deutsche Bank.

"Meski rupiah sempat menyentuh level 13.075, namun pergerakan rupiah terlihat tidak berdaya menghadapi adanya aksi profit taking dari para pelaku pasar," papar Analis PT NH Korindo Securites Indonesia, Reza Priyambada dalam risetnya, Senin (19/9/2016).

Menurut Reza, kendati laju rupiah cenderung menguat dalam dua hari terakhir pada transaksi pekan kemarin, namun tren apresiasi yang fluktuatif membuat rupiah akan bergerak mendatar di hari ini.

"Cermati sentimen yang ada dan waspadai pelemahan lanjutan. Saat ini resistance di level 13.125 dengan support pada level 13.165," ucapnya.

Reza menambahkan, kabar negatif tengah berhembus menghampiri pasar global, terkait situasi Eropa yang tertekan oleh sikap Departemen Kehakiman AS yang meminta Deutsche Bank membayar 14 miliar dollar untuk menyelesaikan gugatan perdata mengenai surat berharga berbasis gadai.

"Ini membuat euro dan poundsterling melemah sekitar 0,2 persen. Di sisi lain, membaiknya data inflasi AS dan laju harga minyak dunia pada perdagangan di Asia cenderung menurun di tengah melimpahnya pasokan global." tutup Reza.


Penulis : Iwan Supriyatna
Editor : Bambang Priyo Jatmiko