Massa Berusaha Halangi Polisi Tangkap Kepala Biarawan Buddha

Kamis, 16 Juni 2016 | 15:26 WIB

EPA Ribuan pendukung duduk di luar kuil, berusaha menghalangi polisi untuk menangkap kepala biara Buddha, Thailand, Kamis (16/6/2016).

BANGKOK, KOMPAS.com –  Ribuan pendukung biarawan Buddha berkumpul di sekitar kuil Wat Dhammakaya, utara Bangkok, Thailand, Kamis (16/6/2016). Mereka siap menghadang polisi.

Mereka bersiap menghadapi rencana polisi melakukan penggerebekan kuil Buddha itu untuk menangkap kepala biara setelah menangkap tiga biarawan lainnya.

Secara historis, pemerintah sekuler enggan campur tangan dalam urusan para pemimpin agama.
Tapi serangkaian skandal terbaru dan dugaan korupsi telah mengguncang kuil, termasuk dugaan biksu terbang dengan jet pribadi, berhubungan seks, dan perdangan hewan, termasuk harimau.

Kuil Dhammakaya yang kaya dan berpengaruh menjadi pusat ketegangan beragama.

Kepala biara, Phra Dhammachayo (72), dituduh berkonspirasi dalam tindak pencucian uang dengan menerima uang curian 1,2 miliar baht atau Rp 454,8 miliar dari sebuah koperasi simpan pinjam.

Para pengikutnya membantah tuduhan itu dan mengklaim tuduhan itu memiliki motif politik.

Rencana penggerebekan pada Kamis ini merupakan perkembangan terbaru dalam kebuntuan antara pihak penyelidik dan penganut sekte Buddha itu.

Juga rencana penggerebekan dilakukan Dhammachayo tidak muncul di kantor polisi pada Mei lalu untuk menjawab dakwaan penyelewengan dengan alasan tidak sehat.

Kontroversi tersebut masuk ke dalam perpecahan politik yang telah berlangsung lebih dari satu dasawarsa di Thailand, yang juga mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk agama.

Ratusan pengikut Dhammakaya berbaju putih duduk di bawah hujan gerimis di depan stupa tengah sekte berbentuk UFO yang terdapat barang peninggalan berharga.

Sebuah bus berisi para pendukung dan biksu memblokade jalan menuju kuil.

Sejumlah polisi anti huru-hara Thailand menunggu di kantor pemerintah terdekat. Mereka dilengkapi dengan tameng dan helm namun tidak bersenjata, kata saksi.

Beberapa pihak mempertanyakan apakah upaya polisi pada Kamis untuk masuk kuil dengan surat perintah akan mendapatkan sesuatu dan apakah ini hanya sandiwara politik belaka.

Junta berkuasa Thailand yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta tak berdarah pada Mei 2014, tidak berkomentar mengenai penggerebekan itu dan menolak ikut bersuara soal tuduhan penyelewengan di masa lalu.

"Kami sudah memperjelas bahwa pelaksanaan tugas ini harus dilakukan dengan cara yang tepat dan tanpa korban luka," kata wakil kepala Departemen Penyelidikan Khusus (DSI) Mayor Polisi Suriya Singhakamol kepada wartawan di kuil tersebut.

Polisi berusaha melakukan negosiasi agar bisa masuk ke dalam kuil. Juru bicara massa pendukung kepala biara Buddha itu mengatakan, mereka kooperatif dengan polisi.


Penulis :
Editor : Pascal S Bin Saju