Film "Prenjak" Dapat Penghargaan di Festival Film Cannes

Jumat, 20 Mei 2016 | 09:17 WIB

ANNE-CHRISTINE POUJOULAT / AFP Logo Palme D'Or tertampang di layar pada konferensi pers film I, Daniel Blake di Festival Film Cannes di Kota Cannes, Perancis, Jumat (13/5/2016).

KOMPAS.com - Sineas Indonesia meraih penghargaan di festival film bergengsi, Festival Film Cannes 2016, yang digelar di Kota Cannes, Perancis.

Prenjak, film pendek karya Wregas Bhanuteja, mendapatkan penghargaan Leica Cine Discovery Prize, Kamis (19/5/2016), seperti dikutip dari The Hollywood Reporter.

Leica Cine Discovery Prize merupakan salah satu penghargaan dari kategori "Semain De La Critique" atau Critics' Week. Penghargaan ini diberikan kepada talenta baru untuk film pendek.

Kategori Semain De la Critique ini untuk digelar untuk menemukan talenta-talenta baru di dunia perfilman dunia.

Berbicara pada pemutaran filmnya di Theatre Miramar, Cannes, awal pekan kemarin, Wregas mengatakan ini kali pertama ia menginjakkan kaki di Cannes. Ia juga tidak menyangka filmnya bisa diputar di festival film bergengsi itu.

Seperti yang ditampilkan dalam trailer-nya, film berbahasa Jawa itu diberi judul Prenjak, In The Year of Monkey.



Sineas asal Yogyakarta itu pun menjelaskan makna judul filmnya. Ia mengatakan prenjak adalah sejenis burung, yang tidak ada hubungan sama sekali dengan Tahun Monyet.

[Baca: Film Pendek "Prendjak" dari Yogyakarta Diputar di Festival Film Cannes]

Ia dan para pemain yang terlibat dalam film itu memang lahir di Tahun Monyet.  Ia berharap tahun 2016 ini, yang merupakan Tahun Monyet, membawa keberuntungan bagi film yang dibuat hanya dalam dua hari itu.

"Lega rasanya sudah premiere di Cannes lagi meskipun ada rasa kekuatiran dan juga deg-degan karena yang lihat banyak, mengenai tradisi Jawa apakah bisa diterima," ujar Wregas.

Film Prenjak berkisah tentang seorang gadis penjual korek api dan seorang perempuan bernama Diah yang sedang membutuhkan uang.

Dia menawarkan sebatang korek api kepada temannya. Satu batang korek api ia hargai Rp 10.000 dan si pembeli bisa melihat bagian tubuhnya.


Penulis :
Editor : Kistyarini