Dibantah, Twitter Bakal Jadi Facebook 2.0

Selasa, 9 Februari 2016 | 16:36 WIB

BBC Logo Twitter.

KOMPAS.com - Beberapa saat lalu, muncul isu Twitter bakal mengadopsi algoritma baru untuk sistem linimasanya. Kurang lebih bukan kicauan terbaru yang tertera paling atas, melainkan kicauan terpopuler yang paling banyak di-retweet dan didiskusikan.

Isu itu memicu kontroversi. Kebanyakan pengguna setia Twitter tak setuju dengan mekanisme yang seakan mirip Facebook. Mereka pun melayangkan tanda pagar #RIPTwitter yang kurang lebih menyoal kabar tersebut.

"Jika benar, saya tak mengerti kenapa Twitter seakan menjadi Facebook 2.0. Orang menggunakan Twitter agar tidak menggunakan Facebook #RIPTwitter," begitu bunyi kicauan salah satu netizen.

Tak lama-lama jadi kabar burung, CEO Twitter Jack Dorsey angkat bicara, sebagaimana dilaporkan Cnet dan dihimpun KompasTekno, Selasa (9/2/2016).

Ia membantah Twitter berencana mengganti algoritma aliran kicauan. Menurut dia, Twitter selalu mengikuti kebutuhan dan keinginan pasar.

"Saya mau kalian tahu bahwa kami selalu mendengar," kata dia, "Kami tak pernah berencana mengganti mekanisme linimasa dalam waktu dekat," ia menambahkan.

Kendati sistem Twitter diperbarui, kata dia, karakteristik Twitter akan selalu merujuk pada konsep awalnya. Twitter tetap merupakan mikroblog yang sifatnya real-time.

Sistem baru yang direncanakan kurang lebih merupakan versi lanjutan dari yang sekarang disebut fungsi "while you were away". Fungsi itu memastikan netizen tetap update dengan hal-hal aktual yang terlewatkan karena tak sempat membuka Twitter.

"Lihat while you were away pada bagian atas linimasa Anda. Isinya kicauan-kicauan terlewatkan dari orang-orang yang Anda ikuti. Cukup refresh dan Anda kembali ke linimasa real-time," Dorsey menjelaskan.


Penulis : Fatimah Kartini Bohang
Editor : Reza Wahyudi