JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) langsung mengirimkan tim Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) ke Makassar seusai insiden tergelincirnya Pesawat Garuda Indonesia sore tadi. Tujuannya, untuk menyelidiki penyebab insiden tersebut.
"Runway blocked sudah dibuat NOTAM, tim DKUPPU menuju lokasi, operasional bandara tetap berjalan," ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub J.A Barata kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (2/6/2015).
DKUPPU merupakan direktorat di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Biasanya, tim DKUPPU diturunkan untuk membantu tim investigator dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). [Baca: Cerita Penumpang dari Garuda yang Tergelincir, Pengereman Keras hingga Berasap]
Misalnya dalam insiden tergelincirnya pesawat milik Deraya Air bertipe British Aerospace BAe ATP registrasi PK-DGB di Bandara Wamena, Papua Maret 2015 lalu.
Saat itu, dua orang dari DKUPPU membantu tiga orang investigator dari KNKT. Sementara itu Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia Pujobroto menyatakan pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800, nomor penerbangan GA-618 rute Jakarta-Makassar berangkat tepat waktu pukul 11.00 WIB dari Jakarta.
Pada pukul 14.40 Wita, pesawat tergelincir tak lama setelah melakukan pendaratan dalam keadaan hujat lebat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.
"Seluruh 144 penumpang dan delapan crew pesawat tersebut berada dalam keadaan selamat dan keluar dari pesawat secara normal melalui tangga pesawat. Pesawat hanya bergeser sekitar satu meter dari pinggiran runway," ujar Pujobroto dalam pernyataan resminya.
Kondisi roda depan dan kiri terperosok ke shoulder, sedangkan roda kanan masih di runway (aspal). Pesawat Boeing 737-800NG PK-GFA tersebut diterbangkan oleh Pilot in Command Capt. Nikodemus Elim, dan Kopilot FO Ida Fiqriah.
Penulis | : | Yoga Sukmana |
Editor | : | Desy Afrianti |