AirAsia Indonesia Prihatin, Rupiah Tembus 13.245 Per Dollar AS

Kamis, 12 Maret 2015 | 14:51 WIB

yoga sukmana Presiden Direktur Indonesia Air Asia, Sunu Widyatmoko


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Direktur Indonesia Air Asia Sunu Widyatmo mengakui, nilai tukar rupiah yang terus anjlok akan memukul bisnis maskapai di Tanah Air.

Melihat nilai tukar yang sempat tembus Rp 13.245 per dollar AS, Sunu pun mengaku prihatin dan meminta pemerintah serius mengerem laju dollar. "Kami semua prihatin ya dengan pelemahan rupiah. Kami akui itu pasti akan berpengaruh ke airline," ujar Sunu saat ditemui di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Kamis (12/3/2015).

Menurut dia, komponen dollar AS dalam bisnis penerbangan sangatlah besar, yakni 60 sampai 70 persen. Apabila rupiah terus melorot, maka pendapatan maskapai pun kian merosot.

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah segera melakukan berbagai langkah agar rupiah bisa terkontrol. Menurut Sunu, pemerintah harus melihat pelemahan rupiah ini secara serius. "Pemerintah harus melihat secara serius karena tidak bisa dilepaskan pada mekanisme pasar. Pemerintah harus lakukan preventive action agar tidak lepas kontrol," kata dia.

Hari ini, kekuatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kembali diuji pada perdagangan Kamis (12/3/2014). Pada awal perdagangan di pasar spot, seperti dikutip dari data Bloomberg, mata uang Garuda dibuka menguat ke posisi 13.174 per dollar AS, atau naik 18 poin dari penutupan kemarin pada 13.192.


Penulis : Yoga Sukmana
Editor : Bambang Priyo Jatmiko