"Jokowi Effect" Tak Berefek, IHSG Dibuka Melemah

Jumat, 22 Agustus 2014 | 09:23 WIB

KOMPAS/PRIYOMBODO Pengunjung melintas di dekat monitor perkembangan saham.


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh zona merah setelah 10 menit perdagangan dibuka, meskipun politik nasional sudah ada kepastian, menyusul keputusan Mahkamah Konstitusi yang memenangkan pasangan Jokowi-JK dalam Pilpres 2014.

Kondisi ini juga berlawanan dengan sebagian besar bursa di Asia Pasifik yang hampir seluruhnya menguat, lantaran investor menunggu pernyataan dari The Fed.

Setelah 10 menit perdagangan dibuka, IHSG melemah sebesar 5202,81 atau turun sebesar 3,32 poin (0,06 persen). Sebelumnya, indeks sempat menguat sesaat setelah pasar dibuka. Aksi ambil untung oleh pemodal asing menjadi salah satu penyebab melemahnya indeks pada pagi hari ini.

Sebanyak 113 saham diperdagangkan menguat, sedangkan 51 saham melemah dan 81 saham stagnan. Saham-saham yang memberikan turnover positif terbesar bagi pemegang saham adalah WSKT (Rp 935), DILD (Rp 515), MYRX (Rp 665), SMGR (Rp 16.725), dan WTON (Rp 1.040)

Sementara itu, saham-saham yang memberikan turnover negatif terbesar adalah INTP (Rp 24.750), MPPA (Rp 3.060), UNTR (Rp 23.850), ASII (Rp 7.725), dan INCO (Rp 4.105).

Sektor saham yang menguat adalah agribisnis (0,13 persen), industri dasar (0,12 persen) dan properti (0,12 persen). Adapun sektor saham yang melemah yaitu pertambangan (-0,12 persen), aneka industri (-0,52 persen), konsumer (-0,08 persen), infrastruktur (0,04 persen), keuangan (-0 persen), perdagangan (-0,13 persen), dan manufaktur (-0,14 persen).


Penulis :
Editor : Bambang Priyo Jatmiko